Kelas : 2PA11
NPM : 11512884
1).Penyesuaian diri dan pertumbuhan
A.Penyesuaian Diri
Apakah Penyesuaian diri itu?
Penyesuaian diri merupakan suatu proses dinamis yang
bertujuan untuk mengubah perilaku individu agar terjadi hubungan yang lebih
sesuai antara diri individu dengan lingkungannya. Atas dasar pengertian
tersebut dapat diberikan batasan bahwa kemampuan manusia sanggup untuk
membuat hubungan-hubungan yang menyenangkan antara manusia dengan
lingkungannya.
Dalam kehidupan sehari-hari, Penyesuaian diri merupakan salah satu
persyaratan penting bagi terciptanya kesehatan jiwa/mental individu.
Banyak individu yang menderita dan tidak mampu mencapai kebahagiaan
dalam hidupnya, karena ketidak-mampuannya dalam menyesuaikan diri, baik
dengan kehidupan keluarga, sekolah, pekerjaan dan dalam masyarakat pada
umumnya. Tidak jarang pula ditemui bahwa orang-orang mengalami stres dan
depresi disebabkan oleh kegagalan mereka untuk melakukan penyesaian
diri dengan kondisi yang penuh tekanan.
B.Pertumbuhan personal
Manusia merupakan makhluk individu. Manusia disebut sebagai individu
apabila tingkah lakunya spesifik atau menggambarkan dirinya sendiri dan
bukan bertingkah laku secara umum atau seperti orang lain. Jadi individu
adalah seorang manusia yang tidak hanya memiliki peranan-peranan yang
khas dalam lingkup sosial tetapi mempunyai kekhasan tersendiri yang
spesifik terhadap dirinya didalam lingkup sosial tersebut.
1.Penekanan pertumbuhan,penyesuaian diri dan pertumbuhan.
Pertumbuhan adalah
perubahan secara fisiologis sebagai hasil dari proses pematangan fungsi-fungsi
fisik yang berlangsung secara normal pada anak yang sehat pada waktu yang
normal. Pertumbuhan dapat juga diartikan sebagai proses transmisi dari
konstitusi fisik (keadaan tubuh atau keadaan
jasmaniah) yang herediter dalam bentuk proses aktif
secaraberkesinambungan. Jadi, pertumbuhan berkaitan dengan perubahan
kuantitatif yang menyangkut peningkatan ukuran dan struktur biologis.
2.Variasi dalam pertumbuhan.
Dalam variasi pertumbuhan memang sangat beragam. Tidak semua individu berhasil dalam melakukan penyesuaian diri berdasarkan tingkatan usia, pertumbuhan fisik, maupun sosial nya. Mengapa? karena terkadang terdapat rintangan-rintangan yang menyebabkan ketidakberhasilan individu dalam melakukan penyesuaian, baik rintangan itu dari dalam diri atau dari luar diri.
3.Kondisi-kondisi untuk bertumbuh.
Kondisi jasmani seperti pembawa atau konstitusi fisik dan
tempramen sebagai disposisi yang diwariskan, aspek perkembangannya
secara intrinsik berkaitan erat dengan susunan atau konstitusi tubuh,
kondisi jasmani dan kondisi pertumbuhan fisik memang sangat mempengaruhi
bagaimana individu dapat menyesuaikan diri nya.
Carl Roger (1961) menyebutkan 3 aspek yang memfasilitasi pertumbuhan personal dalam suatu hubungan :
1. Keikhlasan kemampuan untuk menyadari perasaan sendiri, atau menyadari kenyataan.
2. Menghormati keterpisahan dari orang lain tanpa kecuali, dan
3. Keinginan yang terus menerus untuk memahami atau berempati terhadap orang lain.
4.Tenomologi pertumbuhan.
Fenomenologi menjelaskan fenomena perilaku manusia yang dialami dalam
kesadaran. Fenomenolog mencari pemahaman seseorang dalam membangun
makna dan konsep yang bersifat intersubyektif. Oleh karena itu,
penelitian fenomenologi harus berupaya untuk menjelaskan makna dan
pengalaman hidup sejumlah orang tentang suatu konsep atau gejala.
Natanson menggunakan istilah fenomenologi merujuk kepada semua pandangan
sosial yang menempatkan kesadaran manusia dan makna subjektifnya
sebagai fokus untuk memahami tindakan sosial.
Berdasar asumsi ontologis, penggunaan paradigma fenomeologi dalam memahami fenomena atau realitas tertentu, akan menempatkan realitas sebagai konstruksi sosial kebenaran. Realitas juga dipandang sebagai sesuatu yang sifatnya relatif, yaitu sesuai dengan konteks spesifik yang dinilai relevan oleh para aktor sosial. Secara epistemologi, ada interaksi antara subjek dengan realitas akan dikaji melalui sudut pandang interpretasi subjek. Sementara itu dari sisi aksiologis, nilai, etika, dan pilihan moral menjadi bagian integral dalam pengungkapan makna akan interpretasi subjek.
Berdasar asumsi ontologis, penggunaan paradigma fenomeologi dalam memahami fenomena atau realitas tertentu, akan menempatkan realitas sebagai konstruksi sosial kebenaran. Realitas juga dipandang sebagai sesuatu yang sifatnya relatif, yaitu sesuai dengan konteks spesifik yang dinilai relevan oleh para aktor sosial. Secara epistemologi, ada interaksi antara subjek dengan realitas akan dikaji melalui sudut pandang interpretasi subjek. Sementara itu dari sisi aksiologis, nilai, etika, dan pilihan moral menjadi bagian integral dalam pengungkapan makna akan interpretasi subjek.
2).STRES
A.Arti penting stres.
Stres adalah suatu kondisi anda yang dinamis saat seorang individu dihadapkan pada peluang, tuntutan, atau sumber daya yang terkait dengan apa yang dihasratkan oleh individu itu dan yang hasilnya dipandang tidak pasti dan penting.Stress adalah beban rohani yang melebihi kemampuan maksimum rohani itu sendiri, sehingga perbuatan kurang terkontrol secara sehat. (ref:edy64).
Stres tidak selalu buruk, walaupun biasanya dibahas dalam konteks negatif, karena stres memiliki nilai positif ketika menjadi peluang saat menawarkan potensi hasil.Sebagai contoh, banyak profesional memandang tekanan berupa beban kerja yang berat dan tenggat waktu yang mepet sebagai tantangan positif yang menaikkan mutu pekerjaan mereka dan kepuasan yang mereka dapatkan dari pekerjaan mereka.
B.Tipe-tipe stres psikologi.
1.Tekanan
2.Frustasi
3.Konflik
C.Syndrom-reducing responses terhadap stres.
Stres adalah suatu kondisi anda yang dinamis saat seorang individu dihadapkan pada peluang, tuntutan, atau sumber daya yang terkait dengan apa yang dihasratkan oleh individu itu dan yang hasilnya dipandang tidak pasti dan penting.Stress adalah beban rohani yang melebihi kemampuan maksimum rohani itu sendiri, sehingga perbuatan kurang terkontrol secara sehat. (ref:edy64).
Stres tidak selalu buruk, walaupun biasanya dibahas dalam konteks negatif, karena stres memiliki nilai positif ketika menjadi peluang saat menawarkan potensi hasil.Sebagai contoh, banyak profesional memandang tekanan berupa beban kerja yang berat dan tenggat waktu yang mepet sebagai tantangan positif yang menaikkan mutu pekerjaan mereka dan kepuasan yang mereka dapatkan dari pekerjaan mereka.
B.Tipe-tipe stres psikologi.
1.Tekanan
2.Frustasi
3.Konflik
C.Syndrom-reducing responses terhadap stres.
Coping yang berfokus pada masalah (problem-focused coping) adalah
istilah Lazarus untuk strategi kognitif untuk penanganan stres atau
coping yang digunakan oleh individu yang menghadapi masalahnya dan
berusaha menyelesaikannya.
D.Problem selfing terhadap stres
Coping yang berfokus pada emosi (problem-focused coping)adalah
istilah Lazarus untuk strategi penanganan stres dimana individu
memberikan respon terhadap situasi stres dengan cara emosional, terutama
dengan menggunakan penilaian defensif.
daftar pustaka:
daftar pustaka:
- http://silvinamar.wordpress.com/2013/06/09/1032/
- https://agnesdevia.wordpress.com/tag/reducing-stress/
- http://rumusbelajar.blogspot.com/2012/12/pengertian-penyesuaian-diri.html
- http://id.wikipedia.org/wiki/Stres
0 komentar:
Posting Komentar