Feeds RSS

Jumat, 31 Maret 2017

Sejarah jiwa

SEJARAH ILMU JIWA

Sejarah adalah gambaran tentang apa yang dilakukan manusia pada masa lalu. Jadi obyek sentralnya adalah manusia. Inti yang dibicarakan antara lain: Siapakah dia, perbuatan dan tindakan apa yang pernah dilakukan, bagaimana pandangannya dengan segi tertentu secara menonjol pernah diperankan, ada kejadian apa saja ketika peran itu terjadi, bagaimana keadaan situasi yang mengitarinya, lalu interpretasi tokoh tersebut terhadap lingkungan di mana ia berada dan akhirnya tafsir serta penjelasan dari penulis sejarah sendiri. Inilah hal-hal yang seharusnya diperhatikan oleh para peneliti dan penulis sejarah, jika hendak menghasilkan karya sebaik yang dapat ia lakukan.
 Ada tiga tokoh ilmu pendidikan pada zaman dulu yaitu : Socrates, Plato dan Aristoteles. Mereka pada zamannya memiliki keahliaan misalnya ahli dalam ilmu politik, ilmu agama, ilmu kebudayaan, ilmu pendidikan, ilmu ekonomi, dan masih banyak lagi. Materi sejarah yang dimuat dalam uraian pada bab ini difokuskan dalam hal-hal yang berkaitan langsung dengan bidang ilmu jiwa perkembangan yaitu tentang keadaan dan tingkah laku manusia , khususnya yang tengah berkembang dalam kerangka dibidang pendidikan. Jadi intinya manusia dengan berbagai kodrat alamiahnya untuk berkembang yang kesemuanya ini diteliti dan dicatat secara sistematis dan catatan tersebut kemudiaan dipergunakan sebagai pangkai tolak atau bahan pertimbangan bagi usaha pendidikan.
Selanjutnya ada satu hal,tetapi amat penting dalam dunia sejarah yakni tentang “obyektivitasnya”. Oleh karena, obyektivitas telah menjadi kesepakatan para ahli agar senantiasa terjaga dikalangan peneliti dan penulis sejarah. Penulis beranggapan, bahwa pemaparan sejarah tidak bias subyektif mungkin. Disebabkan sering terjadi unsur kekuatan dan kekuasaan, mempengaruhi terciptanya kejernihan nilai sejarah. Ini membuktikan bahwa siapa yang kuat dan berkuasa dapat mempengaruhi haluan suatu sejarah. Pengertian “kekuatan dan kekuasaan“ bisa bermacam-macam. Kekuatan dan kekuasaan itu berwujud dominasi dibidang ilmu pengetahuan. Maksudnya suatu bangsa atau kelompok yang memiliki keunggulan dibidang ilmu, hal sejarah ilmu jiwa perkembanganya pun, kita akan menjumpai sederet tokoh dan pendapat mereka,yang sebagian besar terdiri dan ditulis menurut versi orang-orang bangsa barat.
Pembagian zaman (periodesasi) sejarah ilmu jiwa perkembanganya.Periode yang paling awal yakni zaman Yunani dan Romawi kuno, dan diakhiri dengan menggambarkan keadaanya dizaman modern ini. Karena sistematika pembagian tersebut memang bervariasai, maka kemungkinan yang bias ditangkap dan dipahami para pembaca juga berbeda-beda pula antara seorang dengan orang lain. Bagi penyusun tulisan ini, yang lebih perlu diutamakan ialah bahwa pembagiaan sebagai dimaksud hendaknya berkesinambungan antara satu periode (zaman) dengan periode berikutnya. Atau jangan sampai ada periode yang terputus sedemikian jauhnya, sehingga mengundang tanda tanya dikalangan pembaca. Misalnya diuraikan sejarah ilmu jiwa perkembangannya pada zaman Yunani dan Romawi kuno sekitar 450 sebelum Masehi sampai zaman Augustinus yang wafat tahun 430 M ,lalu meloncat kepada zaman Renaissance pada sekitar tahun 1300 M terus sampai pada keadaan dizaman Modern dewasa ini.orang pun jadi bertanya : Kenapa terjadi tenggang waktu kosong hampir 900 tahun lamanya ? Periode sejarah ilmu jiwa perkembangan dalam karangan ini dibagi menjadi 5, yaitu:
Ø  Zaman Yunani dan Romawi Kuno
Ø  Zaman tersebarnya agama Nasrani
Ø  Zaman islam di Timur Tengah
Ø  Spanyol, zaman Renaissance
Ø  Zaman Modern
     Lebih jelasnya , masing-masing periode hendak diuraikan satu persatu sebagai berikut:
A.        Zaman Yunani dan Romawi Kuno
Dikatakan “ Kuno “,sebab zaman itu telah berlalu lama sekali, lebih dari 2.000 tahun yang silam. Zaman ini sebagai titik mulanya karena pada saat itu dikedua Negara tersebut muncul sejumlah tokoh pemikir yang telah melahirka “filsafat “.Dari filsafat itu asal usulnya ilmu tentang manusia ,ilmu pendidikan dalam kerangka upaya meningkatkan mutu kehidupan manusia, menyusul bagian dari pendidikan yaitu Ilmu jiwa, dan dari ilmu jiwa ini salah satu cabangnya adalah ilmu jiwa perkembangan. Fokus perhatian kita adalah menelusuri pendapat dan pandangan para imuwsan masa lalu ,mengenai manusia, khususnya yang masih barada dalam proses perjalanan hidup menuju tingkat kedewasaan. Yang kita cari adalah pandangan para ahli tentang manusia yang tengah berkembang.Yang menjadi pokok kajian sejarah ilmu perkembangan,dalam periode ini adalah pandangan para ahli disekitar kehidupan anak. Misalnya apakah anak itu menurut mereka berbeda dengan orang dewasa? Jika berbeda dalam hal apa saja ?

Tokoh-tokoh ilmu pengetahuan pada zaman Yunani dan Romawi Kuno antara lain :
1.  Socrates (469- 399 )  terkenal sebagai filosuf besar bangsa Yunani, yang memandang amat  penting kedudukan “moral” bagi kehidupan manusia. Ia merumuskan pendapat bahwa manusia memiliki akal. Dengan akal manusia berpikir, dengan berpikir bisa menghasilkan pengetahuan. Jadi pengetahuan adalah kebajikan atau usaha mengembangkan daya piker manusia, tetap daya piker manusia baru sempurna ketika telah mamasuki usia dewasa.Bagi Socrates anak kecil pun sudah memilki daya piker yang sempurna.

          2.  Plato (427- 347 SM)
Plato berpendapat akal pikiran adalah posisi yang utama dalam kehidupan  ma  nusia.Menurutnya dengan akal pikiran seseorang dapat mencapai tingkat kebenaran yang hakiki.Menurut Plato manusia memiliki 3 kekuatan jiwa, yaitu : pikiran yang terletak di kepala, kemauan /kehendak yang terletak didalam dada, dan nafsu keinginan yang berada dalam perut. Teori tentang 3 kekuatan jiwa tersebut di kenaldenganistilah“richotomi”.                                                                                                                                        
Plato tidak mengakui eksistensi panca indera manusia karena manusia hidup dengan pikiran, kemauan, dan nafsu bukan dengan panca indera. Plato menentukan standar penempatan berdasarkan tingkat usia seseorang yaitu umur 10 tahun untuk golongan pekerja, umur 20 tahun untuk golongan militer dan umur 30 tahun untuk golongan pemimpin.

           3.  Aristoteles (384- 322 SM )
Aristoteles adalah murid plato.Ia mempercayai adanya panca indera.Ia mengatakan bahwa hakikiat segala yang maujud terletak pada benda-benda yang tampak oleh panca indera. Bagi Aristoteles ada 3 jenis makhlik hidup yang memiliki jiwa, yaitu :
Ø  Jiwa tumbuh-tumbuhan (Anima vegetativ) adalah tingkat terendah yang fungsinya terbatas pada kempampuan untuk makan dan berkembang biak saja.
Ø  Jiwa hewan ( Anima Sensitiva ) fungsinya adalah kemampuan menggunakan indera dan nafsunya untuk bergerak dan berbuat ,disamping kemampuan makan dan berkembang biak.
Ø  Jiwa manusia (Anima Intelektiva ) fungsinya untuk berpikir dan berkehendak. Teori ini disebut “dichotomi”

          4.   Quintilianus (35 – 100)
Ia dikenal sebagai ahli pidato  (orator) dan pemikir yang kreatif. Ia menginginkan, agar setiap anak nantinya menjadi orator yang baik. Untuk menjadi orator yang baik anak-anak harus memiliki : 
1.      Pengetahuan akan benda-benda
2.      Pembendaharaan kata yang cukup dan kecakapan memilih kata-kata   yang baik.
3.      Keramahan dan berlagak orang kota
4.      Pengetahuan akan sejarah dan umum
5.      Ingatan yang baik.
     
    5.  Plutarchus  (50 – 124 SM)
Pokok-pokok pandangannya tentang anak, antara lain sebagai berikut :
1)      Bagi seorang anak keluarga adalah lingkungan yang palinh utama.
2)      Setiap anak hendaknya dibiasakan berbuat nenurut kaidah-kaidah kesusilaan.
3)      Ingatan amat penting bagi kehidupan manusia ,karena melatih daya ingatan anak.
4)      Tidak setuju adanya hukuman badan yang dijatuhkan kepada anak-anak.
5)      Pentingnya usaha pembinaan jasmani anak-anak.

B.   Zaman Tersebarnya Agama Nasrani
Soemadi soerjabrata membagi zaman tersebarnya agama Nasrani menjadi 2 periode : lima abad yang pertama saat agama Nasrani berada pada masa permulaan dan abad pertengahan . Pada periode pertamalah melahirkan pemikiran tentang kehidupan anak-anak. Pada masa ini muncul seorang tokoh yang bernama Augustinus (354 – 430 M).Soemadi Soerjabrata memberi komentar bahwa pendapat tentang kanak-kanak pada masa ini memang terpengaruh oleh pokok-pokok pikiran kenasraniaan yang antara lain :
1)      Tujuan pendidikan ialah kemanusiaan ,menghormati kepribadiaan manusia dan hak    perseorangan.
2)      Pendidikan bersifat demokratis dan universal meliputi pendidikan sosial, kesusilaan, dan keagamaan.
3)      Metode pendidikan meliputi apperserpsi, aktivitas.

C.   Zaman Islam di Timur Tengah dan Spanyol
Yang dimaksud ialah zaman kemajuan yang pernah dicapai dunia islam pada masa lampau. Dr. Harun Nasution menyebutkan zaman periode klasik dalam sejarah islam (650- 1250 M ). Zaman ini di pandang sebagai penghubung antara zaman sebelumnya dengan zaman renaissance yang akan datang sesudahnya.kemajuan pemikiran di dunia barat yang menuju tersusunnya ilmu jiwa perkembangan tidak terlihat nyata.Bahkan menurutnya pula apa yang telah dirintis oleh Agustinus menyertai zaman tersebarnya.Kemajuan ilmu pengetahuan dan peradaban pada abad pertengan memang berada di dunia timur. Dalam zaman ini pemikiran tentang manusia tentunya di pengaruhi oleh konsep manusia itu pada dasarnya memiliki bakat dan pembawaan masing-masing, yang kelak mempengaruhi prestasi hidup yang akan mereka capai.
Pada masa pemerintahan Nabi Muhammad kepala pemerintahan islam dipegang oleh empat orang kholifah di Madinah yaitu :Abu Bakar (632-634 M),Umar (634-644M),Utsman (644-656M),dan Ali (656-661M).Diantara empat orang kholifah itu Umar bin Al-Khattob termasuk yang tercatat banyak memperhatikan kehidupan anak-anak.Setelah zaman Kholifah yang ke-empat (Khullafahur rosyidin),Pusat pemerintahan islam pindah ke Damaskus dibawah kekuasaan Daulah Umayyah (661 – 750 M), kemudian diganti oleh Daulah Abbasiyyah (750- 1258 M) dengan Baghdad sebagai ibukotanya.
Pada zaman terakhir inilah ilmu peradaban islam mencapai puncak keunggulan.Dalam sejarah pendidikan islam yang paling banyak dikutip pendapatnya adalah : 1. Ibnu Sina (980- 1037 M ) Menurut Ibnu Sina bahwa seorang anak adalah amanat yang dipercayakan oleh Allah SWT.Dalam Hadist nabi Muhammad “setiap anak dilahirkan dalam keadaan suci,tetapi ibu bapaknya lah yang menjadiakan ia Yahudi, Nasrani atau Majusi”.Tetapi dilain pihak, dalam islam juga terdapat ajaran takdir, yaituketentuan yang telah pasti atas setiap manusia tentang sifatnya ,pembawaan, bakatnya, sampai pada soal kebagiaan dan celakanya seseorang. Ibnu Sina juga menyatakan hendaknya instink anak-anak diperhatikan sebagai landasan dalam pendidikan.

Al Ghazali (1058- 1111 M)
Menurut B.B.Mac.Donald, Al-Ghazali adalah seorang tokoh islam yang termansyur.Beliau banyak menulis ,satu diantara karyanya adalah “Ihya’Ulumuddin”. Menurut Al-Ghazali seorang anak harus diperlakukan sebaik mungkin dalam proses pelayanan pendidikan.Dalam hal watak dasar seorang anak dimasa kecilnya, Al-Ghazali menyatakan : Setiap anak dapat menerima yang baik dan yang buruk. Anak dilahirkan dalam keadaan baik dengan pembawaan yang baik pula, tetapi lingkungannyalah yang kadang menjadikannya dalam perawatan instink serta pembawaan si anak.

D.   Zaman Renaissance
Kata “ renaissance” berarti “ hidup kembali”. Zaman renaissance ,maksudnya zaman kehidupan atau kebangkitan kembali.Dimana kehidupan atau kebangkitan kembali itu terjadi? Yang hidup dan bangkit kembali adalah pemikiran, ilmu pengetahuan, dan peradaban di dunia Barat.Jadi mereka bangkit kembali untuk menyusun kekuatan dibidang ilmu dan teknologi,setelah sekian lama ketinggalan dari kemajuan yang dicapai bangsa Timur.Zaman renaissance adalah zaman kebangkitan kembali dunia Barat dalam ilmu peradaban termasuk pula kebangkitan pemikiran terhadap eksistensi anak-anak. Zaman ini ditandai dengan munculnya beberapa gerakan seperti :

  1. Humanisme berarti kemanusiaan, menurut istilah berarti suatu paham (filsafat) mengenai kemanusiaa yang hakiki. Jelasnya Humanisme adalah suatu gerakan atau aliran yang bertujuan untuk menempatkan manusia pada posisi kemanusiaan yang sebenarnya. Tokoh-tokoh gerakan humanisme antara lain :Petrarcha(1304- 1374), Boccaccio (1313- 1375), Vittorins Da Felter (1378- 1446), Thomas A. Kempis (1380- 1471), Desiderius Erasmus(1466-1536), dan Chrysoloras (1350- 1415).
  2. Reformasi artinya menyusu kembali .Secara istilah adalah gerakan pemisahan diri atau keluar dari agama Kristen-Katolik untuk kemudian mendirikan dan bergabung kedalam agama baru Kristen-Protestan.Tokoh utama gerakan ini adalah Martin Luther (1383- 1546) . Dalam hubungannya dengan ilmu jiwa perkembangan, aliran ini menghendaki agar anak-anak yang masih kecil diperlakukan dan dihadapi dengan cara yang berbeda dari mereka yang sudah besar.Aliran reforamasi ini menggunakan metode pendidikan. Tujuan pendidikan ini ialah mempersiapkan bagi kehidupan kini dan kehidupan kelak dialam baka,menghormati serta mengabdi kepada Negara dan gereja,memenuhi tugas-tugas keluarga,negara maupun gereja.
  3. Kontra reformasi Gerakan ini mempertahankan diri dari ancaman kaum reformist yang pada akhirnya telah membawa pengikutnya kearah pengertian yang lebih mendalam tentang manusia dan tentang kodrat kanak-kanak pada khususnya.
  4. Realisme adalah aliran yang mendasarkan diri pada sesuatu yang telah diketahui sungguh-sungguh nyata adanya. Dalam bidang pendidikan, kaum realime berpendapat bahwa pendidikan harus berkaitan dengan kenyataan kehidupan yang sebenarnya dalam segala segi yang ada. Dalam tubuh realism timbul 3 aliran lagi yaitu :

1. Realisme Verbal
Aliran ini disebut juga realism humanistis, maksudnya dalam ucapan verbal mereka mengaku sebagai pengikut realism, tetapi dalam prakteknya mereka tetapi dalam prakteknya mereka tidak dapat melepaskan diri secara tuntas dari konsepsi humanism. Aliran ini bertujuan mengetahui dan memahami benar-beanr masyarakat kemanusiaan sebagaimana adanya. Dalam aliran verbal ada 3 orang tokoh yang terkemuka:
Jean Luis Vives  (1492-1540 )
Ia berpandangan bahwa setiap anak mempunyai bakat, minat, dan kekhususan   individual masing-masing yang berkembang.

Francois Rabelais  (1483- 1553 )
Menurutnya setiap anak dilahirkan dengan potensi yang lengkap meliputi jasmani, akal dan segala minat kecenderungannya.Semua ini akan berkembang jika memperoleh kesempatan pendidikan.

John Milton  (1608- 1674 )
Menurutnya seorang anak harus dipersiapkan segala sesuatu yang diperlukan bagi kepentingan hidupnya di dunia.

2. Realisme Sosial
Tokohnya  adalah seorang ilmuwan dari Perancis yaitu Michel De Montaigne (1530-1592 ) pendapatnya bahwa seorang anak itu bias atau bahkan harus diarahkan,agar   kelak menjadi orang besar, orang yang terpandang dimasyarakat. Anak-anak harus memperoleh pengalam sendiri tentang masyarakat dan bukan hanya sekedar membaca dari buku.

3. Realisme Ilmiah
Aliran ini disebut relisme sensus, yang sekaligus merupakan puncak dari kegiatan kaum realist dalam usaha menyelidiki segala realita yang ada. Tetapi aliran ini tidak mencari realita sebagaimana terdapat dalam buku-buku (verbal),tidak pula mencari realita sebagaimana dialami dalam hubungan antar manusia sehari-hari (sosial), melainkan berusaha mencari realita yang paling pokok, yaitu kenyataan yang terdapat dalam kekuatan dan hukum alam. Dalam bidang perkembangan, ilmu jiwa perkembangan tokoh-tokoh realism ilmiah antara lain :

Richard Mulcaster (1531- 1611)
Menurutnya dunia kanak-kanak sangat penting untuk dipelajari untuk mengetahui kemampuan-kemampuan kodratinya.Setelah kemampauan yang diwarisi anak itu diketahui,maka selanjutnya harus dihormati,karena tujuan pendidikan justru membatu dan mengembangkan kodrat anak-anak agar mencapai taraf kesempurnaan.

Francis Bacon (1561- 1626)
Menurut Bacon, anak-anak secara kodrati mempunyai kemampuan untuk kelak menguasai alam.Alam bias dikuasai dengan ilmu pengetahuan sedang ilmu pengetahuan diperoleh melalui pendidikan.

Wolfgang Ratke (1571- 1636)
Menurutnya jiwa itu berkembang secara teratur, mirip dengan perkembangan ala mini dari masa ke masa. Keteraturan juga harus dijaga kelestariaanya di dalam proses pendidikan.

Johann Amos Comenius (1592- 1670)
Menurutnya sekolah yang sesuai dengan tingkat perkembangan jiwa anak dibagi menjadi :
1) Scola Materna = anak-anak umur 0 – 6 tahun
2) Scola Vernacula = umur 6 – 12 tahun
3) Scola Latina = remaja umur 12- 18 tahun
4) Scola Academia = dewasa awal umur 18- 24 tahun.

e)  Disipliniarisme
Disiplinarianisme sebagai pertahanan baru daripada aliran humanisme klasik terhadap serangan kaum realism. Tokoh utamanya adalah John Locke (1632- 1704), ahli pendidikan dari Inggris. Dalam teorinya “tabularasa” menyatakan bahwa jiwa seorang anak pada dasarnya bersih seperti kertas putih yang bias digambar menurut kehendak orang dewasa yang mendidiknya. John Locke dipandang telah menghidupkan kembali formalisme scholastic.


f)   Rasionalisme
            Aliran ini dipelopori oleh Francis Voltaire (1694- 1778), seorang pemikir dari perancis. Semula rasionalisme lahir sebagai protes terhadap kekuasaan Gereja dan Negara di daerah Eropa,tetapi ia berusaha menonjolkan peranan akal ,lebih dari segala aspek kejiwaan yang lain. Para ahli kemudiaan menilai kedua aliran ini sebagai telah mengundurkan kembali perjalanan sejarah ilmu jiwa perkembangan.

g)   Naturalisme 
                    Nature artinya tabiat, alam, atau pembawaan.Naturalisme adalah aliran yang menghendaki agar kodrat alamiah setiap anak dihormati.Aliran ini berpendapat, setiap anak harys dibiarkan berkembang menurut kodratnya masing-masing.Tokoh utama aliran ini adalah Jean Jacques Rousseau (1712- 1778).Salah satu buku karyanya ialah yang memuat pembagiaan fase kehidupan manusia menjadi :
Umur 0 – 2 tahun masa asuhan
Umur 2 – 12 tahun masa pendidikan jasmani dan latihan panca indera
Umur 12 – 15 tahun masa pendidikan akal
Umur 15 – 20 tahun masa pembentukan watak dan pendidikan agama.

Pendidikan harus dilaksanakan selaras dengan tahap-tahap perkembangan anak. Rousseau mengemukakan 3 prinsip yaitu : prinsip perkembangan, prinsip aktivitas murid, dan prinsip individualisasi.

E.   Zaman  Modern
      Soemardi Soerjabrata membagi masa-masa pada zaman modern antara lain :
       1.  Tahun  1750 – 1800
a. Aliran Philanthropinisme
adalah aliran yang timbul sebagai gabungan dari beberapa teori yaitu   tabularasa, optimism, rasionalisme dan naturalisme.Timbulnya aliran ini berkaitan erat dengan gerakan aufklarung yaitu suatu usaha penjernihan akal menuju terbentuknya individu yang bahagia. Tokoh-tokohnya :


1)      Johann Bernhard Basedow (1723 – 1790)
2)      Frederik Eberhard Von Rachow (1734 – 1805)
3)      Christian Cotthilf Salzman (1744 – 1811 )
4)      Rachim Heinrich Campe (1746 – 1818 )
5)      Guts Muths  (1759 – 1839 )

b. Aliran Developmentalisme
Aliran ini dipelopori oleh seorang ahli pendidikan (1746 – 1827). Menurutnya dalam setiap aktivitas pendidikan, kedudukan anak-anak adalah sebagai pusat pendidikan yang akan berkembang pada diri anak

c. Lahirnya Ilmu Jiwa Perkembangan
Seorang tokoh dari jerman. Dietrich Tiedemann (1748- 1803) tercatat sebagai orang pertama yang menghasilkan karya tulis yang teratur dalam bidang ilmu jiwa perkembangan.Pada tahun 1787, ia mengadakan penelitian .Hasil penelitian itu kemudiaan disiarkan dalam sebuah buku yang berjudul : Pengamatan Mengenai Perkembangan Bakat Kejiwaan Kanak-kanak. Atas jasanya tersebut Tiedemann dipandang sebagai orang pertama yang meletakkan tonggak pertanda awal kelahiran ilmu jiwa perkembangan dalam kedudukannya sebagai ilmu yang telah mempunyai bentuk yang jelas.

2.   Tahun  1800 – 1850
Dipelopori oleh Friederich Wilhelm Frobel (1782 – 1852). Namanya terkenal karena usaha Frobel mendirikan “Kindergarten  (Taman Kanak-kanak)“ maksudnya untuk mendidik anak sebelum masuk sekolah tingkat dasar. Dalam tingkat pendidikan Frobel menggunakan permainansebagai usaha mengembangkan pribadi anak didiknya. Frobel berpendapat bahwa terbentuknya segala sesuatu di alam ini, termasuk didalamnya kodrat dan kecenderungan anak-anak berkembang adalah pencerminan dari rencana penciptaan dan kekuasaan Tuhan.

3.   Tahun  1850 -1900
      a.  Dari Jerman muncul 5 orang tokoh ilmu jiwa perkembangan :
1.      Johann Friederich Herbart (1776 – 1841)
Ia berpendapat bahwa kehidupan jiwa anak itu berjalan secara teratur seperti bintang-bintang di langit.
2.      L. Strumpell (1812 – 1897)
3.      Wilhelm preyer (1842 – 1897)
            Dikenal sebagai “bapak ilmu jiwa kanak-kanak” Karena pada tahun 1882 Preyar menerbitkan “Die Seele des Kindes” yang berisi hasil penelitian terhadap anak sendiri.Metode yang digunakan adalah observasi sistematis, eksperimen dan perbandingan dengan hewan.
4.      Wilhem Wundt (1832 – 1920)
              Menurut Wundt manusia sebagai subyak tingkah laku kejiwaan selalu bersifat aktif, tidak hanya pasif sebagai wadahnya saja. Wundt dijuluki sebagai “bapak psikologi eksperimentil”.
5.      E. Meumann (1862 – 1915)

b.  Dari Amerika Serikat ada 2 yang berjasa dalam kemajuaan ilmu jiwa perkembangan yaitu :
1) William James (1842 -1910)
Teorinya tentang reaksi anak-anak terhadap rangsangan dari luar, baik yang dibawa sejak lahir maupun yang diperoleh melalui pengalaman hidupnya mendorong semakin majunya dunia psikologi.

2) Stanly Hall (1846 – 1926 )
Pada tahun 1811, Hall dikenal sebagai orang pertama dari Amerika Serikat yang mendirikan laboratorium psikologi.Ia mengajarkan kepada para mahasiswa tentang perbedaan pendekatan antara ilmu jiwa murni dengan ilmu pendidikandalam usaha menyelidiki anak-anak.

c.  Dari Inggris
1)      Charles Darwin (1809 – 1882)
2)      Herbert Spencer (1820 – 1903)
3)      Francis Galton (1822 – 1911)
4)      J. Sully (1893), Ia mendirikan perkumpulan yang bergerak dalam studi penelitian terhadap kehidupan anak-anak “Studies in Chilidhood”

d.   Dari Perancis
1)      E. Seguin (1852 – 1880)
2)      Hipp Taine (1828 – 1893)
3)      Alfred Binet (1857 – 1911)

4.    Tahun 1900 - 1950
a. Tokoh-tokoh Penghubung          
Ada 3 tokoh yang berkarya pada awal abad ke 20 yaitu :
1)      Ernest Meumann (1862 – 1915 )
2)      Alfred Binet (1857 – 1911)
3)      James Mark Baldwin (1864 – 1934)

b.  Pengaruh dari aliran dan ilmu yang lain
1. Pengaruh Evolusionisme
Menurut kaum evolusi yang dipelopori oleh H. Spencer bahwa masyarakat manusia berkembang secara bertahap.Mulanya dari tingkat pengembara menjadi petani terus pedagang dan akhirnya menjadi masyarakat industry yang maju.

2. Pengaruh Sosiologi
Baldwin, Wallon, Piaget berpendapat bahwa perkembangan seorang anak tidak pernah lepas dari pengaruh lingkungan sosial.
3. Pengaruh Psikologi Eksperimental
4. Pengaruh Psikologi Testing
5. Pengaruh Psikologi Ubnormal
6. Pengaruh Psikologi Hewan

c.  Aliran-alairan dalam ilmu jiwa perkembangan.
1. Aliran fungsional
E. Claparede (1905 – 1946), adalah pelopor utama aliran ini.Perbedaan antarkanak-kanak dengan orang dewasa sesungguhnya hanya bersifat kualitas saja, anak-anak lebih sederhana dalam hal fungsi-fungsi jiwa mereka daripada orang dewasa.

2.  Aliran Personalistis
Tokoh utamanya adalah William Stern (1914 – 1935) berpendapat bukannya   unsure yang menjadi titik pangkal perkembangan jiwa ,malainkan kesatuan kehidupan pribadi yang bekerja sendiri.

3. Aliran Biologistis
Tokohnya adalah Maria Montessori (1870 – 1935). Menuruitnya setiap fase perkembangan itu mempunyai arti biologis artinya perkembangan jiwa tidak dapat dimengerti sebagai perkembangan fungsi-fungsi yang tak saling mempengaruhi satu sama lain, melainkan harus dipahami sebagai perwujudan dari suatu rencana kehidupan dimana kekuatan jasmani dan rohani seorang anak berada dalam struktur yamng amat beraturan sehingga membentuk jiwa yang bersifat definitive(tetap).

4. Aliran pikir
Tokoh utamanya ialah Karl Buhler (1919 -1949), menurutnya dalam perkembangan kanak-kanak tak boleh dilupakan soal “pikiran” nya.Ada 3 fase perkembangan yaitu: instink, latihan (dressuur & drill), dan intelegensi (akal & pikiran

5. Aliran Gestalt
Menurut aliran ini ,perkembangan tidak lain adalah proses differensasi. Jadi gestalt intinya adalah dari keseluruhan menuju bagian-bagian yang lebih terperinci dari keseluruhan itu.

6.  Aliran Sosiologis
Perkembangan anak itu terutama dipengaruhi oleh lingkungan sosial ,jadi aliran ini menekankan peranan sosial (orangtua, keluarga, guru, tema ) dalam menentukan berhasil atau tidak nya perkembangan seorang anak.

7. Aliran psikologi dalam
Berusaha menganalisis jiwa seseorang yang berada dibawah sadar, mencari penyelesaian atas kesulitan-kesulitan psikis seseorang yang sedang mimpi.

8. Aliran filosofis
Tokoh aliran ini antara lain R. Hubert (1949) berpendapat bahwa perkembangan seorang anak mempunyai makan filsafat.

9. Aliran fenomenologi dan ekssistensialisme
M. Merleau Ponty berpendapat bahwa kanak-kanak bisa mengalami iri hati ketika lahir adiknya.

10.  Aliran Behaviourisme
J.B Watson (1920 – 1927), adalah tokoh utama aliran ini. Menurutnya anak yang baru lahir itu hanya memiliki beberapa refleks dan 3 macam emosi : takut, marah dan cinta.

d.   Tokoh utama paling akhir
1)      J.L Moreno berpendapat ada kesempatan bagi setiap anak untuk memilih sendiri  jalan perkembanganya.
2)      Jean Piaget berpendapat bahwa pada  setiap anak ada 2 faktor: pengenalan dan perasaaan. Keduanya berguna untuk penyesuaiaan rohani terhadap lingkungan.

 SEJARAH ILMU JIWA

Sejarah adalah gambaran tentang apa yang dilakukan manusia pada masa lalu. Jadi obyek sentralnya adalah manusia. Inti yang dibicarakan antara lain: Siapakah dia, perbuatan dan tindakan apa yang pernah dilakukan, bagaimana pandangannya dengan segi tertentu secara menonjol pernah diperankan, ada kejadian apa saja ketika peran itu terjadi, bagaimana keadaan situasi yang mengitarinya, lalu interpretasi tokoh tersebut terhadap lingkungan di mana ia berada dan akhirnya tafsir serta penjelasan dari penulis sejarah sendiri. Inilah hal-hal yang seharusnya diperhatikan oleh para peneliti dan penulis sejarah, jika hendak menghasilkan karya sebaik yang dapat ia lakukan.
 Ada tiga tokoh ilmu pendidikan pada zaman dulu yaitu : Socrates, Plato dan Aristoteles. Mereka pada zamannya memiliki keahliaan misalnya ahli dalam ilmu politik, ilmu agama, ilmu kebudayaan, ilmu pendidikan, ilmu ekonomi, dan masih banyak lagi. Materi sejarah yang dimuat dalam uraian pada bab ini difokuskan dalam hal-hal yang berkaitan langsung dengan bidang ilmu jiwa perkembangan yaitu tentang keadaan dan tingkah laku manusia , khususnya yang tengah berkembang dalam kerangka dibidang pendidikan. Jadi intinya manusia dengan berbagai kodrat alamiahnya untuk berkembang yang kesemuanya ini diteliti dan dicatat secara sistematis dan catatan tersebut kemudiaan dipergunakan sebagai pangkai tolak atau bahan pertimbangan bagi usaha pendidikan.
Selanjutnya ada satu hal,tetapi amat penting dalam dunia sejarah yakni tentang “obyektivitasnya”. Oleh karena, obyektivitas telah menjadi kesepakatan para ahli agar senantiasa terjaga dikalangan peneliti dan penulis sejarah. Penulis beranggapan, bahwa pemaparan sejarah tidak bias subyektif mungkin. Disebabkan sering terjadi unsur kekuatan dan kekuasaan, mempengaruhi terciptanya kejernihan nilai sejarah. Ini membuktikan bahwa siapa yang kuat dan berkuasa dapat mempengaruhi haluan suatu sejarah. Pengertian “kekuatan dan kekuasaan“ bisa bermacam-macam. Kekuatan dan kekuasaan itu berwujud dominasi dibidang ilmu pengetahuan. Maksudnya suatu bangsa atau kelompok yang memiliki keunggulan dibidang ilmu, hal sejarah ilmu jiwa perkembanganya pun, kita akan menjumpai sederet tokoh dan pendapat mereka,yang sebagian besar terdiri dan ditulis menurut versi orang-orang bangsa barat.
Pembagian zaman (periodesasi) sejarah ilmu jiwa perkembanganya.Periode yang paling awal yakni zaman Yunani dan Romawi kuno, dan diakhiri dengan menggambarkan keadaanya dizaman modern ini. Karena sistematika pembagian tersebut memang bervariasai, maka kemungkinan yang bias ditangkap dan dipahami para pembaca juga berbeda-beda pula antara seorang dengan orang lain. Bagi penyusun tulisan ini, yang lebih perlu diutamakan ialah bahwa pembagiaan sebagai dimaksud hendaknya berkesinambungan antara satu periode (zaman) dengan periode berikutnya. Atau jangan sampai ada periode yang terputus sedemikian jauhnya, sehingga mengundang tanda tanya dikalangan pembaca. Misalnya diuraikan sejarah ilmu jiwa perkembangannya pada zaman Yunani dan Romawi kuno sekitar 450 sebelum Masehi sampai zaman Augustinus yang wafat tahun 430 M ,lalu meloncat kepada zaman Renaissance pada sekitar tahun 1300 M terus sampai pada keadaan dizaman Modern dewasa ini.orang pun jadi bertanya : Kenapa terjadi tenggang waktu kosong hampir 900 tahun lamanya ? Periode sejarah ilmu jiwa perkembangan dalam karangan ini dibagi menjadi 5, yaitu:
Ø  Zaman Yunani dan Romawi Kuno
Ø  Zaman tersebarnya agama Nasrani
Ø  Zaman islam di Timur Tengah
Ø  Spanyol, zaman Renaissance
Ø  Zaman Modern
     Lebih jelasnya , masing-masing periode hendak diuraikan satu persatu sebagai berikut:
A.        Zaman Yunani dan Romawi Kuno
Dikatakan “ Kuno “,sebab zaman itu telah berlalu lama sekali, lebih dari 2.000 tahun yang silam. Zaman ini sebagai titik mulanya karena pada saat itu dikedua Negara tersebut muncul sejumlah tokoh pemikir yang telah melahirka “filsafat “.Dari filsafat itu asal usulnya ilmu tentang manusia ,ilmu pendidikan dalam kerangka upaya meningkatkan mutu kehidupan manusia, menyusul bagian dari pendidikan yaitu Ilmu jiwa, dan dari ilmu jiwa ini salah satu cabangnya adalah ilmu jiwa perkembangan. Fokus perhatian kita adalah menelusuri pendapat dan pandangan para imuwsan masa lalu ,mengenai manusia, khususnya yang masih barada dalam proses perjalanan hidup menuju tingkat kedewasaan. Yang kita cari adalah pandangan para ahli tentang manusia yang tengah berkembang.Yang menjadi pokok kajian sejarah ilmu perkembangan,dalam periode ini adalah pandangan para ahli disekitar kehidupan anak. Misalnya apakah anak itu menurut mereka berbeda dengan orang dewasa? Jika berbeda dalam hal apa saja ?

Tokoh-tokoh ilmu pengetahuan pada zaman Yunani dan Romawi Kuno antara lain :
1.  Socrates (469- 399 )  terkenal sebagai filosuf besar bangsa Yunani, yang memandang amat  penting kedudukan “moral” bagi kehidupan manusia. Ia merumuskan pendapat bahwa manusia memiliki akal. Dengan akal manusia berpikir, dengan berpikir bisa menghasilkan pengetahuan. Jadi pengetahuan adalah kebajikan atau usaha mengembangkan daya piker manusia, tetap daya piker manusia baru sempurna ketika telah mamasuki usia dewasa.Bagi Socrates anak kecil pun sudah memilki daya piker yang sempurna.

          2.  Plato (427- 347 SM)
Plato berpendapat akal pikiran adalah posisi yang utama dalam kehidupan  ma  nusia.Menurutnya dengan akal pikiran seseorang dapat mencapai tingkat kebenaran yang hakiki.Menurut Plato manusia memiliki 3 kekuatan jiwa, yaitu : pikiran yang terletak di kepala, kemauan /kehendak yang terletak didalam dada, dan nafsu keinginan yang berada dalam perut. Teori tentang 3 kekuatan jiwa tersebut di kenaldenganistilah“richotomi”.                                                                                                                                        
Plato tidak mengakui eksistensi panca indera manusia karena manusia hidup dengan pikiran, kemauan, dan nafsu bukan dengan panca indera. Plato menentukan standar penempatan berdasarkan tingkat usia seseorang yaitu umur 10 tahun untuk golongan pekerja, umur 20 tahun untuk golongan militer dan umur 30 tahun untuk golongan pemimpin.

           3.  Aristoteles (384- 322 SM )
Aristoteles adalah murid plato.Ia mempercayai adanya panca indera.Ia mengatakan bahwa hakikiat segala yang maujud terletak pada benda-benda yang tampak oleh panca indera. Bagi Aristoteles ada 3 jenis makhlik hidup yang memiliki jiwa, yaitu :
Ø  Jiwa tumbuh-tumbuhan (Anima vegetativ) adalah tingkat terendah yang fungsinya terbatas pada kempampuan untuk makan dan berkembang biak saja.
Ø  Jiwa hewan ( Anima Sensitiva ) fungsinya adalah kemampuan menggunakan indera dan nafsunya untuk bergerak dan berbuat ,disamping kemampuan makan dan berkembang biak.
Ø  Jiwa manusia (Anima Intelektiva ) fungsinya untuk berpikir dan berkehendak. Teori ini disebut “dichotomi”

          4.   Quintilianus (35 – 100)
Ia dikenal sebagai ahli pidato  (orator) dan pemikir yang kreatif. Ia menginginkan, agar setiap anak nantinya menjadi orator yang baik. Untuk menjadi orator yang baik anak-anak harus memiliki : 
1.      Pengetahuan akan benda-benda
2.      Pembendaharaan kata yang cukup dan kecakapan memilih kata-kata   yang baik.
3.      Keramahan dan berlagak orang kota
4.      Pengetahuan akan sejarah dan umum
5.      Ingatan yang baik.
     
    5.  Plutarchus  (50 – 124 SM)
Pokok-pokok pandangannya tentang anak, antara lain sebagai berikut :
1)      Bagi seorang anak keluarga adalah lingkungan yang palinh utama.
2)      Setiap anak hendaknya dibiasakan berbuat nenurut kaidah-kaidah kesusilaan.
3)      Ingatan amat penting bagi kehidupan manusia ,karena melatih daya ingatan anak.
4)      Tidak setuju adanya hukuman badan yang dijatuhkan kepada anak-anak.
5)      Pentingnya usaha pembinaan jasmani anak-anak.

B.   Zaman Tersebarnya Agama Nasrani
Soemadi soerjabrata membagi zaman tersebarnya agama Nasrani menjadi 2 periode : lima abad yang pertama saat agama Nasrani berada pada masa permulaan dan abad pertengahan . Pada periode pertamalah melahirkan pemikiran tentang kehidupan anak-anak. Pada masa ini muncul seorang tokoh yang bernama Augustinus (354 – 430 M).Soemadi Soerjabrata memberi komentar bahwa pendapat tentang kanak-kanak pada masa ini memang terpengaruh oleh pokok-pokok pikiran kenasraniaan yang antara lain :
1)      Tujuan pendidikan ialah kemanusiaan ,menghormati kepribadiaan manusia dan hak    perseorangan.
2)      Pendidikan bersifat demokratis dan universal meliputi pendidikan sosial, kesusilaan, dan keagamaan.
3)      Metode pendidikan meliputi apperserpsi, aktivitas.

C.   Zaman Islam di Timur Tengah dan Spanyol
Yang dimaksud ialah zaman kemajuan yang pernah dicapai dunia islam pada masa lampau. Dr. Harun Nasution menyebutkan zaman periode klasik dalam sejarah islam (650- 1250 M ). Zaman ini di pandang sebagai penghubung antara zaman sebelumnya dengan zaman renaissance yang akan datang sesudahnya.kemajuan pemikiran di dunia barat yang menuju tersusunnya ilmu jiwa perkembangan tidak terlihat nyata.Bahkan menurutnya pula apa yang telah dirintis oleh Agustinus menyertai zaman tersebarnya.Kemajuan ilmu pengetahuan dan peradaban pada abad pertengan memang berada di dunia timur. Dalam zaman ini pemikiran tentang manusia tentunya di pengaruhi oleh konsep manusia itu pada dasarnya memiliki bakat dan pembawaan masing-masing, yang kelak mempengaruhi prestasi hidup yang akan mereka capai.
Pada masa pemerintahan Nabi Muhammad kepala pemerintahan islam dipegang oleh empat orang kholifah di Madinah yaitu :Abu Bakar (632-634 M),Umar (634-644M),Utsman (644-656M),dan Ali (656-661M).Diantara empat orang kholifah itu Umar bin Al-Khattob termasuk yang tercatat banyak memperhatikan kehidupan anak-anak.Setelah zaman Kholifah yang ke-empat (Khullafahur rosyidin),Pusat pemerintahan islam pindah ke Damaskus dibawah kekuasaan Daulah Umayyah (661 – 750 M), kemudian diganti oleh Daulah Abbasiyyah (750- 1258 M) dengan Baghdad sebagai ibukotanya.
Pada zaman terakhir inilah ilmu peradaban islam mencapai puncak keunggulan.Dalam sejarah pendidikan islam yang paling banyak dikutip pendapatnya adalah : 1. Ibnu Sina (980- 1037 M ) Menurut Ibnu Sina bahwa seorang anak adalah amanat yang dipercayakan oleh Allah SWT.Dalam Hadist nabi Muhammad “setiap anak dilahirkan dalam keadaan suci,tetapi ibu bapaknya lah yang menjadiakan ia Yahudi, Nasrani atau Majusi”.Tetapi dilain pihak, dalam islam juga terdapat ajaran takdir, yaituketentuan yang telah pasti atas setiap manusia tentang sifatnya ,pembawaan, bakatnya, sampai pada soal kebagiaan dan celakanya seseorang. Ibnu Sina juga menyatakan hendaknya instink anak-anak diperhatikan sebagai landasan dalam pendidikan.

Al Ghazali (1058- 1111 M)
Menurut B.B.Mac.Donald, Al-Ghazali adalah seorang tokoh islam yang termansyur.Beliau banyak menulis ,satu diantara karyanya adalah “Ihya’Ulumuddin”. Menurut Al-Ghazali seorang anak harus diperlakukan sebaik mungkin dalam proses pelayanan pendidikan.Dalam hal watak dasar seorang anak dimasa kecilnya, Al-Ghazali menyatakan : Setiap anak dapat menerima yang baik dan yang buruk. Anak dilahirkan dalam keadaan baik dengan pembawaan yang baik pula, tetapi lingkungannyalah yang kadang menjadikannya dalam perawatan instink serta pembawaan si anak.

D.   Zaman Renaissance
Kata “ renaissance” berarti “ hidup kembali”. Zaman renaissance ,maksudnya zaman kehidupan atau kebangkitan kembali.Dimana kehidupan atau kebangkitan kembali itu terjadi? Yang hidup dan bangkit kembali adalah pemikiran, ilmu pengetahuan, dan peradaban di dunia Barat.Jadi mereka bangkit kembali untuk menyusun kekuatan dibidang ilmu dan teknologi,setelah sekian lama ketinggalan dari kemajuan yang dicapai bangsa Timur.Zaman renaissance adalah zaman kebangkitan kembali dunia Barat dalam ilmu peradaban termasuk pula kebangkitan pemikiran terhadap eksistensi anak-anak. Zaman ini ditandai dengan munculnya beberapa gerakan seperti :

  1. Humanisme berarti kemanusiaan, menurut istilah berarti suatu paham (filsafat) mengenai kemanusiaa yang hakiki. Jelasnya Humanisme adalah suatu gerakan atau aliran yang bertujuan untuk menempatkan manusia pada posisi kemanusiaan yang sebenarnya. Tokoh-tokoh gerakan humanisme antara lain :Petrarcha(1304- 1374), Boccaccio (1313- 1375), Vittorins Da Felter (1378- 1446), Thomas A. Kempis (1380- 1471), Desiderius Erasmus(1466-1536), dan Chrysoloras (1350- 1415).
  2. Reformasi artinya menyusu kembali .Secara istilah adalah gerakan pemisahan diri atau keluar dari agama Kristen-Katolik untuk kemudian mendirikan dan bergabung kedalam agama baru Kristen-Protestan.Tokoh utama gerakan ini adalah Martin Luther (1383- 1546) . Dalam hubungannya dengan ilmu jiwa perkembangan, aliran ini menghendaki agar anak-anak yang masih kecil diperlakukan dan dihadapi dengan cara yang berbeda dari mereka yang sudah besar.Aliran reforamasi ini menggunakan metode pendidikan. Tujuan pendidikan ini ialah mempersiapkan bagi kehidupan kini dan kehidupan kelak dialam baka,menghormati serta mengabdi kepada Negara dan gereja,memenuhi tugas-tugas keluarga,negara maupun gereja.
  3. Kontra reformasi Gerakan ini mempertahankan diri dari ancaman kaum reformist yang pada akhirnya telah membawa pengikutnya kearah pengertian yang lebih mendalam tentang manusia dan tentang kodrat kanak-kanak pada khususnya.
  4. Realisme adalah aliran yang mendasarkan diri pada sesuatu yang telah diketahui sungguh-sungguh nyata adanya. Dalam bidang pendidikan, kaum realime berpendapat bahwa pendidikan harus berkaitan dengan kenyataan kehidupan yang sebenarnya dalam segala segi yang ada. Dalam tubuh realism timbul 3 aliran lagi yaitu :

1. Realisme Verbal
Aliran ini disebut juga realism humanistis, maksudnya dalam ucapan verbal mereka mengaku sebagai pengikut realism, tetapi dalam prakteknya mereka tetapi dalam prakteknya mereka tidak dapat melepaskan diri secara tuntas dari konsepsi humanism. Aliran ini bertujuan mengetahui dan memahami benar-beanr masyarakat kemanusiaan sebagaimana adanya. Dalam aliran verbal ada 3 orang tokoh yang terkemuka:
Jean Luis Vives  (1492-1540 )
Ia berpandangan bahwa setiap anak mempunyai bakat, minat, dan kekhususan   individual masing-masing yang berkembang.

Francois Rabelais  (1483- 1553 )
Menurutnya setiap anak dilahirkan dengan potensi yang lengkap meliputi jasmani, akal dan segala minat kecenderungannya.Semua ini akan berkembang jika memperoleh kesempatan pendidikan.

John Milton  (1608- 1674 )
Menurutnya seorang anak harus dipersiapkan segala sesuatu yang diperlukan bagi kepentingan hidupnya di dunia.

2. Realisme Sosial
Tokohnya  adalah seorang ilmuwan dari Perancis yaitu Michel De Montaigne (1530-1592 ) pendapatnya bahwa seorang anak itu bias atau bahkan harus diarahkan,agar   kelak menjadi orang besar, orang yang terpandang dimasyarakat. Anak-anak harus memperoleh pengalam sendiri tentang masyarakat dan bukan hanya sekedar membaca dari buku.

3. Realisme Ilmiah
Aliran ini disebut relisme sensus, yang sekaligus merupakan puncak dari kegiatan kaum realist dalam usaha menyelidiki segala realita yang ada. Tetapi aliran ini tidak mencari realita sebagaimana terdapat dalam buku-buku (verbal),tidak pula mencari realita sebagaimana dialami dalam hubungan antar manusia sehari-hari (sosial), melainkan berusaha mencari realita yang paling pokok, yaitu kenyataan yang terdapat dalam kekuatan dan hukum alam. Dalam bidang perkembangan, ilmu jiwa perkembangan tokoh-tokoh realism ilmiah antara lain :

Richard Mulcaster (1531- 1611)
Menurutnya dunia kanak-kanak sangat penting untuk dipelajari untuk mengetahui kemampuan-kemampuan kodratinya.Setelah kemampauan yang diwarisi anak itu diketahui,maka selanjutnya harus dihormati,karena tujuan pendidikan justru membatu dan mengembangkan kodrat anak-anak agar mencapai taraf kesempurnaan.

Francis Bacon (1561- 1626)
Menurut Bacon, anak-anak secara kodrati mempunyai kemampuan untuk kelak menguasai alam.Alam bias dikuasai dengan ilmu pengetahuan sedang ilmu pengetahuan diperoleh melalui pendidikan.

Wolfgang Ratke (1571- 1636)
Menurutnya jiwa itu berkembang secara teratur, mirip dengan perkembangan ala mini dari masa ke masa. Keteraturan juga harus dijaga kelestariaanya di dalam proses pendidikan.

Johann Amos Comenius (1592- 1670)
Menurutnya sekolah yang sesuai dengan tingkat perkembangan jiwa anak dibagi menjadi :
1) Scola Materna = anak-anak umur 0 – 6 tahun
2) Scola Vernacula = umur 6 – 12 tahun
3) Scola Latina = remaja umur 12- 18 tahun
4) Scola Academia = dewasa awal umur 18- 24 tahun.

e)  Disipliniarisme
Disiplinarianisme sebagai pertahanan baru daripada aliran humanisme klasik terhadap serangan kaum realism. Tokoh utamanya adalah John Locke (1632- 1704), ahli pendidikan dari Inggris. Dalam teorinya “tabularasa” menyatakan bahwa jiwa seorang anak pada dasarnya bersih seperti kertas putih yang bias digambar menurut kehendak orang dewasa yang mendidiknya. John Locke dipandang telah menghidupkan kembali formalisme scholastic.


f)   Rasionalisme
            Aliran ini dipelopori oleh Francis Voltaire (1694- 1778), seorang pemikir dari perancis. Semula rasionalisme lahir sebagai protes terhadap kekuasaan Gereja dan Negara di daerah Eropa,tetapi ia berusaha menonjolkan peranan akal ,lebih dari segala aspek kejiwaan yang lain. Para ahli kemudiaan menilai kedua aliran ini sebagai telah mengundurkan kembali perjalanan sejarah ilmu jiwa perkembangan.

g)   Naturalisme 
                    Nature artinya tabiat, alam, atau pembawaan.Naturalisme adalah aliran yang menghendaki agar kodrat alamiah setiap anak dihormati.Aliran ini berpendapat, setiap anak harys dibiarkan berkembang menurut kodratnya masing-masing.Tokoh utama aliran ini adalah Jean Jacques Rousseau (1712- 1778).Salah satu buku karyanya ialah yang memuat pembagiaan fase kehidupan manusia menjadi :
Umur 0 – 2 tahun masa asuhan
Umur 2 – 12 tahun masa pendidikan jasmani dan latihan panca indera
Umur 12 – 15 tahun masa pendidikan akal
Umur 15 – 20 tahun masa pembentukan watak dan pendidikan agama.

Pendidikan harus dilaksanakan selaras dengan tahap-tahap perkembangan anak. Rousseau mengemukakan 3 prinsip yaitu : prinsip perkembangan, prinsip aktivitas murid, dan prinsip individualisasi.

E.   Zaman  Modern
      Soemardi Soerjabrata membagi masa-masa pada zaman modern antara lain :
       1.  Tahun  1750 – 1800
a. Aliran Philanthropinisme
adalah aliran yang timbul sebagai gabungan dari beberapa teori yaitu   tabularasa, optimism, rasionalisme dan naturalisme.Timbulnya aliran ini berkaitan erat dengan gerakan aufklarung yaitu suatu usaha penjernihan akal menuju terbentuknya individu yang bahagia. Tokoh-tokohnya :


1)      Johann Bernhard Basedow (1723 – 1790)
2)      Frederik Eberhard Von Rachow (1734 – 1805)
3)      Christian Cotthilf Salzman (1744 – 1811 )
4)      Rachim Heinrich Campe (1746 – 1818 )
5)      Guts Muths  (1759 – 1839 )

b. Aliran Developmentalisme
Aliran ini dipelopori oleh seorang ahli pendidikan (1746 – 1827). Menurutnya dalam setiap aktivitas pendidikan, kedudukan anak-anak adalah sebagai pusat pendidikan yang akan berkembang pada diri anak

c. Lahirnya Ilmu Jiwa Perkembangan
Seorang tokoh dari jerman. Dietrich Tiedemann (1748- 1803) tercatat sebagai orang pertama yang menghasilkan karya tulis yang teratur dalam bidang ilmu jiwa perkembangan.Pada tahun 1787, ia mengadakan penelitian .Hasil penelitian itu kemudiaan disiarkan dalam sebuah buku yang berjudul : Pengamatan Mengenai Perkembangan Bakat Kejiwaan Kanak-kanak. Atas jasanya tersebut Tiedemann dipandang sebagai orang pertama yang meletakkan tonggak pertanda awal kelahiran ilmu jiwa perkembangan dalam kedudukannya sebagai ilmu yang telah mempunyai bentuk yang jelas.

2.   Tahun  1800 – 1850
Dipelopori oleh Friederich Wilhelm Frobel (1782 – 1852). Namanya terkenal karena usaha Frobel mendirikan “Kindergarten  (Taman Kanak-kanak)“ maksudnya untuk mendidik anak sebelum masuk sekolah tingkat dasar. Dalam tingkat pendidikan Frobel menggunakan permainansebagai usaha mengembangkan pribadi anak didiknya. Frobel berpendapat bahwa terbentuknya segala sesuatu di alam ini, termasuk didalamnya kodrat dan kecenderungan anak-anak berkembang adalah pencerminan dari rencana penciptaan dan kekuasaan Tuhan.

3.   Tahun  1850 -1900
      a.  Dari Jerman muncul 5 orang tokoh ilmu jiwa perkembangan :
1.      Johann Friederich Herbart (1776 – 1841)
Ia berpendapat bahwa kehidupan jiwa anak itu berjalan secara teratur seperti bintang-bintang di langit.
2.      L. Strumpell (1812 – 1897)
3.      Wilhelm preyer (1842 – 1897)
            Dikenal sebagai “bapak ilmu jiwa kanak-kanak” Karena pada tahun 1882 Preyar menerbitkan “Die Seele des Kindes” yang berisi hasil penelitian terhadap anak sendiri.Metode yang digunakan adalah observasi sistematis, eksperimen dan perbandingan dengan hewan.
4.      Wilhem Wundt (1832 – 1920)
              Menurut Wundt manusia sebagai subyak tingkah laku kejiwaan selalu bersifat aktif, tidak hanya pasif sebagai wadahnya saja. Wundt dijuluki sebagai “bapak psikologi eksperimentil”.
5.      E. Meumann (1862 – 1915)

b.  Dari Amerika Serikat ada 2 yang berjasa dalam kemajuaan ilmu jiwa perkembangan yaitu :
1) William James (1842 -1910)
Teorinya tentang reaksi anak-anak terhadap rangsangan dari luar, baik yang dibawa sejak lahir maupun yang diperoleh melalui pengalaman hidupnya mendorong semakin majunya dunia psikologi.

2) Stanly Hall (1846 – 1926 )
Pada tahun 1811, Hall dikenal sebagai orang pertama dari Amerika Serikat yang mendirikan laboratorium psikologi.Ia mengajarkan kepada para mahasiswa tentang perbedaan pendekatan antara ilmu jiwa murni dengan ilmu pendidikandalam usaha menyelidiki anak-anak.

c.  Dari Inggris
1)      Charles Darwin (1809 – 1882)
2)      Herbert Spencer (1820 – 1903)
3)      Francis Galton (1822 – 1911)
4)      J. Sully (1893), Ia mendirikan perkumpulan yang bergerak dalam studi penelitian terhadap kehidupan anak-anak “Studies in Chilidhood”

d.   Dari Perancis
1)      E. Seguin (1852 – 1880)
2)      Hipp Taine (1828 – 1893)
3)      Alfred Binet (1857 – 1911)

4.    Tahun 1900 - 1950
a. Tokoh-tokoh Penghubung          
Ada 3 tokoh yang berkarya pada awal abad ke 20 yaitu :
1)      Ernest Meumann (1862 – 1915 )
2)      Alfred Binet (1857 – 1911)
3)      James Mark Baldwin (1864 – 1934)

b.  Pengaruh dari aliran dan ilmu yang lain
1. Pengaruh Evolusionisme
Menurut kaum evolusi yang dipelopori oleh H. Spencer bahwa masyarakat manusia berkembang secara bertahap.Mulanya dari tingkat pengembara menjadi petani terus pedagang dan akhirnya menjadi masyarakat industry yang maju.

2. Pengaruh Sosiologi
Baldwin, Wallon, Piaget berpendapat bahwa perkembangan seorang anak tidak pernah lepas dari pengaruh lingkungan sosial.
3. Pengaruh Psikologi Eksperimental
4. Pengaruh Psikologi Testing
5. Pengaruh Psikologi Ubnormal
6. Pengaruh Psikologi Hewan

c.  Aliran-alairan dalam ilmu jiwa perkembangan.
1. Aliran fungsional
E. Claparede (1905 – 1946), adalah pelopor utama aliran ini.Perbedaan antarkanak-kanak dengan orang dewasa sesungguhnya hanya bersifat kualitas saja, anak-anak lebih sederhana dalam hal fungsi-fungsi jiwa mereka daripada orang dewasa.

2.  Aliran Personalistis
Tokoh utamanya adalah William Stern (1914 – 1935) berpendapat bukannya   unsure yang menjadi titik pangkal perkembangan jiwa ,malainkan kesatuan kehidupan pribadi yang bekerja sendiri.

3. Aliran Biologistis
Tokohnya adalah Maria Montessori (1870 – 1935). Menuruitnya setiap fase perkembangan itu mempunyai arti biologis artinya perkembangan jiwa tidak dapat dimengerti sebagai perkembangan fungsi-fungsi yang tak saling mempengaruhi satu sama lain, melainkan harus dipahami sebagai perwujudan dari suatu rencana kehidupan dimana kekuatan jasmani dan rohani seorang anak berada dalam struktur yamng amat beraturan sehingga membentuk jiwa yang bersifat definitive(tetap).

4. Aliran pikir
Tokoh utamanya ialah Karl Buhler (1919 -1949), menurutnya dalam perkembangan kanak-kanak tak boleh dilupakan soal “pikiran” nya.Ada 3 fase perkembangan yaitu: instink, latihan (dressuur & drill), dan intelegensi (akal & pikiran

5. Aliran Gestalt
Menurut aliran ini ,perkembangan tidak lain adalah proses differensasi. Jadi gestalt intinya adalah dari keseluruhan menuju bagian-bagian yang lebih terperinci dari keseluruhan itu.

6.  Aliran Sosiologis
Perkembangan anak itu terutama dipengaruhi oleh lingkungan sosial ,jadi aliran ini menekankan peranan sosial (orangtua, keluarga, guru, tema ) dalam menentukan berhasil atau tidak nya perkembangan seorang anak.

7. Aliran psikologi dalam
Berusaha menganalisis jiwa seseorang yang berada dibawah sadar, mencari penyelesaian atas kesulitan-kesulitan psikis seseorang yang sedang mimpi.

8. Aliran filosofis
Tokoh aliran ini antara lain R. Hubert (1949) berpendapat bahwa perkembangan seorang anak mempunyai makan filsafat.

9. Aliran fenomenologi dan ekssistensialisme
M. Merleau Ponty berpendapat bahwa kanak-kanak bisa mengalami iri hati ketika lahir adiknya.

10.  Aliran Behaviourisme
J.B Watson (1920 – 1927), adalah tokoh utama aliran ini. Menurutnya anak yang baru lahir itu hanya memiliki beberapa refleks dan 3 macam emosi : takut, marah dan cinta.

d.   Tokoh utama paling akhir
1)      J.L Moreno berpendapat ada kesempatan bagi setiap anak untuk memilih sendiri  jalan perkembanganya.
2)      Jean Piaget berpendapat bahwa pada  setiap anak ada 2 faktor: pengenalan dan perasaaan. Keduanya berguna untuk penyesuaiaan rohani terhadap lingkungan.
 SEJARAH ILMU JIWA

Sejarah adalah gambaran tentang apa yang dilakukan manusia pada masa lalu. Jadi obyek sentralnya adalah manusia. Inti yang dibicarakan antara lain: Siapakah dia, perbuatan dan tindakan apa yang pernah dilakukan, bagaimana pandangannya dengan segi tertentu secara menonjol pernah diperankan, ada kejadian apa saja ketika peran itu terjadi, bagaimana keadaan situasi yang mengitarinya, lalu interpretasi tokoh tersebut terhadap lingkungan di mana ia berada dan akhirnya tafsir serta penjelasan dari penulis sejarah sendiri. Inilah hal-hal yang seharusnya diperhatikan oleh para peneliti dan penulis sejarah, jika hendak menghasilkan karya sebaik yang dapat ia lakukan.
 Ada tiga tokoh ilmu pendidikan pada zaman dulu yaitu : Socrates, Plato dan Aristoteles. Mereka pada zamannya memiliki keahliaan misalnya ahli dalam ilmu politik, ilmu agama, ilmu kebudayaan, ilmu pendidikan, ilmu ekonomi, dan masih banyak lagi. Materi sejarah yang dimuat dalam uraian pada bab ini difokuskan dalam hal-hal yang berkaitan langsung dengan bidang ilmu jiwa perkembangan yaitu tentang keadaan dan tingkah laku manusia , khususnya yang tengah berkembang dalam kerangka dibidang pendidikan. Jadi intinya manusia dengan berbagai kodrat alamiahnya untuk berkembang yang kesemuanya ini diteliti dan dicatat secara sistematis dan catatan tersebut kemudiaan dipergunakan sebagai pangkai tolak atau bahan pertimbangan bagi usaha pendidikan.
Selanjutnya ada satu hal,tetapi amat penting dalam dunia sejarah yakni tentang “obyektivitasnya”. Oleh karena, obyektivitas telah menjadi kesepakatan para ahli agar senantiasa terjaga dikalangan peneliti dan penulis sejarah. Penulis beranggapan, bahwa pemaparan sejarah tidak bias subyektif mungkin. Disebabkan sering terjadi unsur kekuatan dan kekuasaan, mempengaruhi terciptanya kejernihan nilai sejarah. Ini membuktikan bahwa siapa yang kuat dan berkuasa dapat mempengaruhi haluan suatu sejarah. Pengertian “kekuatan dan kekuasaan“ bisa bermacam-macam. Kekuatan dan kekuasaan itu berwujud dominasi dibidang ilmu pengetahuan. Maksudnya suatu bangsa atau kelompok yang memiliki keunggulan dibidang ilmu, hal sejarah ilmu jiwa perkembanganya pun, kita akan menjumpai sederet tokoh dan pendapat mereka,yang sebagian besar terdiri dan ditulis menurut versi orang-orang bangsa barat.
Pembagian zaman (periodesasi) sejarah ilmu jiwa perkembanganya.Periode yang paling awal yakni zaman Yunani dan Romawi kuno, dan diakhiri dengan menggambarkan keadaanya dizaman modern ini. Karena sistematika pembagian tersebut memang bervariasai, maka kemungkinan yang bias ditangkap dan dipahami para pembaca juga berbeda-beda pula antara seorang dengan orang lain. Bagi penyusun tulisan ini, yang lebih perlu diutamakan ialah bahwa pembagiaan sebagai dimaksud hendaknya berkesinambungan antara satu periode (zaman) dengan periode berikutnya. Atau jangan sampai ada periode yang terputus sedemikian jauhnya, sehingga mengundang tanda tanya dikalangan pembaca. Misalnya diuraikan sejarah ilmu jiwa perkembangannya pada zaman Yunani dan Romawi kuno sekitar 450 sebelum Masehi sampai zaman Augustinus yang wafat tahun 430 M ,lalu meloncat kepada zaman Renaissance pada sekitar tahun 1300 M terus sampai pada keadaan dizaman Modern dewasa ini.orang pun jadi bertanya : Kenapa terjadi tenggang waktu kosong hampir 900 tahun lamanya ? Periode sejarah ilmu jiwa perkembangan dalam karangan ini dibagi menjadi 5, yaitu:
Ø  Zaman Yunani dan Romawi Kuno
Ø  Zaman tersebarnya agama Nasrani
Ø  Zaman islam di Timur Tengah
Ø  Spanyol, zaman Renaissance
Ø  Zaman Modern
     Lebih jelasnya , masing-masing periode hendak diuraikan satu persatu sebagai berikut:
A.        Zaman Yunani dan Romawi Kuno
Dikatakan “ Kuno “,sebab zaman itu telah berlalu lama sekali, lebih dari 2.000 tahun yang silam. Zaman ini sebagai titik mulanya karena pada saat itu dikedua Negara tersebut muncul sejumlah tokoh pemikir yang telah melahirka “filsafat “.Dari filsafat itu asal usulnya ilmu tentang manusia ,ilmu pendidikan dalam kerangka upaya meningkatkan mutu kehidupan manusia, menyusul bagian dari pendidikan yaitu Ilmu jiwa, dan dari ilmu jiwa ini salah satu cabangnya adalah ilmu jiwa perkembangan. Fokus perhatian kita adalah menelusuri pendapat dan pandangan para imuwsan masa lalu ,mengenai manusia, khususnya yang masih barada dalam proses perjalanan hidup menuju tingkat kedewasaan. Yang kita cari adalah pandangan para ahli tentang manusia yang tengah berkembang.Yang menjadi pokok kajian sejarah ilmu perkembangan,dalam periode ini adalah pandangan para ahli disekitar kehidupan anak. Misalnya apakah anak itu menurut mereka berbeda dengan orang dewasa? Jika berbeda dalam hal apa saja ?

Tokoh-tokoh ilmu pengetahuan pada zaman Yunani dan Romawi Kuno antara lain :
1.  Socrates (469- 399 )  terkenal sebagai filosuf besar bangsa Yunani, yang memandang amat  penting kedudukan “moral” bagi kehidupan manusia. Ia merumuskan pendapat bahwa manusia memiliki akal. Dengan akal manusia berpikir, dengan berpikir bisa menghasilkan pengetahuan. Jadi pengetahuan adalah kebajikan atau usaha mengembangkan daya piker manusia, tetap daya piker manusia baru sempurna ketika telah mamasuki usia dewasa.Bagi Socrates anak kecil pun sudah memilki daya piker yang sempurna.

          2.  Plato (427- 347 SM)
Plato berpendapat akal pikiran adalah posisi yang utama dalam kehidupan  ma  nusia.Menurutnya dengan akal pikiran seseorang dapat mencapai tingkat kebenaran yang hakiki.Menurut Plato manusia memiliki 3 kekuatan jiwa, yaitu : pikiran yang terletak di kepala, kemauan /kehendak yang terletak didalam dada, dan nafsu keinginan yang berada dalam perut. Teori tentang 3 kekuatan jiwa tersebut di kenaldenganistilah“richotomi”.                                                                                                                                        
Plato tidak mengakui eksistensi panca indera manusia karena manusia hidup dengan pikiran, kemauan, dan nafsu bukan dengan panca indera. Plato menentukan standar penempatan berdasarkan tingkat usia seseorang yaitu umur 10 tahun untuk golongan pekerja, umur 20 tahun untuk golongan militer dan umur 30 tahun untuk golongan pemimpin.

           3.  Aristoteles (384- 322 SM )
Aristoteles adalah murid plato.Ia mempercayai adanya panca indera.Ia mengatakan bahwa hakikiat segala yang maujud terletak pada benda-benda yang tampak oleh panca indera. Bagi Aristoteles ada 3 jenis makhlik hidup yang memiliki jiwa, yaitu :
Ø  Jiwa tumbuh-tumbuhan (Anima vegetativ) adalah tingkat terendah yang fungsinya terbatas pada kempampuan untuk makan dan berkembang biak saja.
Ø  Jiwa hewan ( Anima Sensitiva ) fungsinya adalah kemampuan menggunakan indera dan nafsunya untuk bergerak dan berbuat ,disamping kemampuan makan dan berkembang biak.
Ø  Jiwa manusia (Anima Intelektiva ) fungsinya untuk berpikir dan berkehendak. Teori ini disebut “dichotomi”

          4.   Quintilianus (35 – 100)
Ia dikenal sebagai ahli pidato  (orator) dan pemikir yang kreatif. Ia menginginkan, agar setiap anak nantinya menjadi orator yang baik. Untuk menjadi orator yang baik anak-anak harus memiliki : 
1.      Pengetahuan akan benda-benda
2.      Pembendaharaan kata yang cukup dan kecakapan memilih kata-kata   yang baik.
3.      Keramahan dan berlagak orang kota
4.      Pengetahuan akan sejarah dan umum
5.      Ingatan yang baik.
     
    5.  Plutarchus  (50 – 124 SM)
Pokok-pokok pandangannya tentang anak, antara lain sebagai berikut :
1)      Bagi seorang anak keluarga adalah lingkungan yang palinh utama.
2)      Setiap anak hendaknya dibiasakan berbuat nenurut kaidah-kaidah kesusilaan.
3)      Ingatan amat penting bagi kehidupan manusia ,karena melatih daya ingatan anak.
4)      Tidak setuju adanya hukuman badan yang dijatuhkan kepada anak-anak.
5)      Pentingnya usaha pembinaan jasmani anak-anak.

B.   Zaman Tersebarnya Agama Nasrani
Soemadi soerjabrata membagi zaman tersebarnya agama Nasrani menjadi 2 periode : lima abad yang pertama saat agama Nasrani berada pada masa permulaan dan abad pertengahan . Pada periode pertamalah melahirkan pemikiran tentang kehidupan anak-anak. Pada masa ini muncul seorang tokoh yang bernama Augustinus (354 – 430 M).Soemadi Soerjabrata memberi komentar bahwa pendapat tentang kanak-kanak pada masa ini memang terpengaruh oleh pokok-pokok pikiran kenasraniaan yang antara lain :
1)      Tujuan pendidikan ialah kemanusiaan ,menghormati kepribadiaan manusia dan hak    perseorangan.
2)      Pendidikan bersifat demokratis dan universal meliputi pendidikan sosial, kesusilaan, dan keagamaan.
3)      Metode pendidikan meliputi apperserpsi, aktivitas.

C.   Zaman Islam di Timur Tengah dan Spanyol
Yang dimaksud ialah zaman kemajuan yang pernah dicapai dunia islam pada masa lampau. Dr. Harun Nasution menyebutkan zaman periode klasik dalam sejarah islam (650- 1250 M ). Zaman ini di pandang sebagai penghubung antara zaman sebelumnya dengan zaman renaissance yang akan datang sesudahnya.kemajuan pemikiran di dunia barat yang menuju tersusunnya ilmu jiwa perkembangan tidak terlihat nyata.Bahkan menurutnya pula apa yang telah dirintis oleh Agustinus menyertai zaman tersebarnya.Kemajuan ilmu pengetahuan dan peradaban pada abad pertengan memang berada di dunia timur. Dalam zaman ini pemikiran tentang manusia tentunya di pengaruhi oleh konsep manusia itu pada dasarnya memiliki bakat dan pembawaan masing-masing, yang kelak mempengaruhi prestasi hidup yang akan mereka capai.
Pada masa pemerintahan Nabi Muhammad kepala pemerintahan islam dipegang oleh empat orang kholifah di Madinah yaitu :Abu Bakar (632-634 M),Umar (634-644M),Utsman (644-656M),dan Ali (656-661M).Diantara empat orang kholifah itu Umar bin Al-Khattob termasuk yang tercatat banyak memperhatikan kehidupan anak-anak.Setelah zaman Kholifah yang ke-empat (Khullafahur rosyidin),Pusat pemerintahan islam pindah ke Damaskus dibawah kekuasaan Daulah Umayyah (661 – 750 M), kemudian diganti oleh Daulah Abbasiyyah (750- 1258 M) dengan Baghdad sebagai ibukotanya.
Pada zaman terakhir inilah ilmu peradaban islam mencapai puncak keunggulan.Dalam sejarah pendidikan islam yang paling banyak dikutip pendapatnya adalah : 1. Ibnu Sina (980- 1037 M ) Menurut Ibnu Sina bahwa seorang anak adalah amanat yang dipercayakan oleh Allah SWT.Dalam Hadist nabi Muhammad “setiap anak dilahirkan dalam keadaan suci,tetapi ibu bapaknya lah yang menjadiakan ia Yahudi, Nasrani atau Majusi”.Tetapi dilain pihak, dalam islam juga terdapat ajaran takdir, yaituketentuan yang telah pasti atas setiap manusia tentang sifatnya ,pembawaan, bakatnya, sampai pada soal kebagiaan dan celakanya seseorang. Ibnu Sina juga menyatakan hendaknya instink anak-anak diperhatikan sebagai landasan dalam pendidikan.

Al Ghazali (1058- 1111 M)
Menurut B.B.Mac.Donald, Al-Ghazali adalah seorang tokoh islam yang termansyur.Beliau banyak menulis ,satu diantara karyanya adalah “Ihya’Ulumuddin”. Menurut Al-Ghazali seorang anak harus diperlakukan sebaik mungkin dalam proses pelayanan pendidikan.Dalam hal watak dasar seorang anak dimasa kecilnya, Al-Ghazali menyatakan : Setiap anak dapat menerima yang baik dan yang buruk. Anak dilahirkan dalam keadaan baik dengan pembawaan yang baik pula, tetapi lingkungannyalah yang kadang menjadikannya dalam perawatan instink serta pembawaan si anak.

D.   Zaman Renaissance
Kata “ renaissance” berarti “ hidup kembali”. Zaman renaissance ,maksudnya zaman kehidupan atau kebangkitan kembali.Dimana kehidupan atau kebangkitan kembali itu terjadi? Yang hidup dan bangkit kembali adalah pemikiran, ilmu pengetahuan, dan peradaban di dunia Barat.Jadi mereka bangkit kembali untuk menyusun kekuatan dibidang ilmu dan teknologi,setelah sekian lama ketinggalan dari kemajuan yang dicapai bangsa Timur.Zaman renaissance adalah zaman kebangkitan kembali dunia Barat dalam ilmu peradaban termasuk pula kebangkitan pemikiran terhadap eksistensi anak-anak. Zaman ini ditandai dengan munculnya beberapa gerakan seperti :

  1. Humanisme berarti kemanusiaan, menurut istilah berarti suatu paham (filsafat) mengenai kemanusiaa yang hakiki. Jelasnya Humanisme adalah suatu gerakan atau aliran yang bertujuan untuk menempatkan manusia pada posisi kemanusiaan yang sebenarnya. Tokoh-tokoh gerakan humanisme antara lain :Petrarcha(1304- 1374), Boccaccio (1313- 1375), Vittorins Da Felter (1378- 1446), Thomas A. Kempis (1380- 1471), Desiderius Erasmus(1466-1536), dan Chrysoloras (1350- 1415).
  2. Reformasi artinya menyusu kembali .Secara istilah adalah gerakan pemisahan diri atau keluar dari agama Kristen-Katolik untuk kemudian mendirikan dan bergabung kedalam agama baru Kristen-Protestan.Tokoh utama gerakan ini adalah Martin Luther (1383- 1546) . Dalam hubungannya dengan ilmu jiwa perkembangan, aliran ini menghendaki agar anak-anak yang masih kecil diperlakukan dan dihadapi dengan cara yang berbeda dari mereka yang sudah besar.Aliran reforamasi ini menggunakan metode pendidikan. Tujuan pendidikan ini ialah mempersiapkan bagi kehidupan kini dan kehidupan kelak dialam baka,menghormati serta mengabdi kepada Negara dan gereja,memenuhi tugas-tugas keluarga,negara maupun gereja.
  3. Kontra reformasi Gerakan ini mempertahankan diri dari ancaman kaum reformist yang pada akhirnya telah membawa pengikutnya kearah pengertian yang lebih mendalam tentang manusia dan tentang kodrat kanak-kanak pada khususnya.
  4. Realisme adalah aliran yang mendasarkan diri pada sesuatu yang telah diketahui sungguh-sungguh nyata adanya. Dalam bidang pendidikan, kaum realime berpendapat bahwa pendidikan harus berkaitan dengan kenyataan kehidupan yang sebenarnya dalam segala segi yang ada. Dalam tubuh realism timbul 3 aliran lagi yaitu :

1. Realisme Verbal
Aliran ini disebut juga realism humanistis, maksudnya dalam ucapan verbal mereka mengaku sebagai pengikut realism, tetapi dalam prakteknya mereka tetapi dalam prakteknya mereka tidak dapat melepaskan diri secara tuntas dari konsepsi humanism. Aliran ini bertujuan mengetahui dan memahami benar-beanr masyarakat kemanusiaan sebagaimana adanya. Dalam aliran verbal ada 3 orang tokoh yang terkemuka:
Jean Luis Vives  (1492-1540 )
Ia berpandangan bahwa setiap anak mempunyai bakat, minat, dan kekhususan   individual masing-masing yang berkembang.

Francois Rabelais  (1483- 1553 )
Menurutnya setiap anak dilahirkan dengan potensi yang lengkap meliputi jasmani, akal dan segala minat kecenderungannya.Semua ini akan berkembang jika memperoleh kesempatan pendidikan.

John Milton  (1608- 1674 )
Menurutnya seorang anak harus dipersiapkan segala sesuatu yang diperlukan bagi kepentingan hidupnya di dunia.

2. Realisme Sosial
Tokohnya  adalah seorang ilmuwan dari Perancis yaitu Michel De Montaigne (1530-1592 ) pendapatnya bahwa seorang anak itu bias atau bahkan harus diarahkan,agar   kelak menjadi orang besar, orang yang terpandang dimasyarakat. Anak-anak harus memperoleh pengalam sendiri tentang masyarakat dan bukan hanya sekedar membaca dari buku.

3. Realisme Ilmiah
Aliran ini disebut relisme sensus, yang sekaligus merupakan puncak dari kegiatan kaum realist dalam usaha menyelidiki segala realita yang ada. Tetapi aliran ini tidak mencari realita sebagaimana terdapat dalam buku-buku (verbal),tidak pula mencari realita sebagaimana dialami dalam hubungan antar manusia sehari-hari (sosial), melainkan berusaha mencari realita yang paling pokok, yaitu kenyataan yang terdapat dalam kekuatan dan hukum alam. Dalam bidang perkembangan, ilmu jiwa perkembangan tokoh-tokoh realism ilmiah antara lain :

Richard Mulcaster (1531- 1611)
Menurutnya dunia kanak-kanak sangat penting untuk dipelajari untuk mengetahui kemampuan-kemampuan kodratinya.Setelah kemampauan yang diwarisi anak itu diketahui,maka selanjutnya harus dihormati,karena tujuan pendidikan justru membatu dan mengembangkan kodrat anak-anak agar mencapai taraf kesempurnaan.

Francis Bacon (1561- 1626)
Menurut Bacon, anak-anak secara kodrati mempunyai kemampuan untuk kelak menguasai alam.Alam bias dikuasai dengan ilmu pengetahuan sedang ilmu pengetahuan diperoleh melalui pendidikan.

Wolfgang Ratke (1571- 1636)
Menurutnya jiwa itu berkembang secara teratur, mirip dengan perkembangan ala mini dari masa ke masa. Keteraturan juga harus dijaga kelestariaanya di dalam proses pendidikan.

Johann Amos Comenius (1592- 1670)
Menurutnya sekolah yang sesuai dengan tingkat perkembangan jiwa anak dibagi menjadi :
1) Scola Materna = anak-anak umur 0 – 6 tahun
2) Scola Vernacula = umur 6 – 12 tahun
3) Scola Latina = remaja umur 12- 18 tahun
4) Scola Academia = dewasa awal umur 18- 24 tahun.

e)  Disipliniarisme
Disiplinarianisme sebagai pertahanan baru daripada aliran humanisme klasik terhadap serangan kaum realism. Tokoh utamanya adalah John Locke (1632- 1704), ahli pendidikan dari Inggris. Dalam teorinya “tabularasa” menyatakan bahwa jiwa seorang anak pada dasarnya bersih seperti kertas putih yang bias digambar menurut kehendak orang dewasa yang mendidiknya. John Locke dipandang telah menghidupkan kembali formalisme scholastic.


f)   Rasionalisme
            Aliran ini dipelopori oleh Francis Voltaire (1694- 1778), seorang pemikir dari perancis. Semula rasionalisme lahir sebagai protes terhadap kekuasaan Gereja dan Negara di daerah Eropa,tetapi ia berusaha menonjolkan peranan akal ,lebih dari segala aspek kejiwaan yang lain. Para ahli kemudiaan menilai kedua aliran ini sebagai telah mengundurkan kembali perjalanan sejarah ilmu jiwa perkembangan.

g)   Naturalisme 
                    Nature artinya tabiat, alam, atau pembawaan.Naturalisme adalah aliran yang menghendaki agar kodrat alamiah setiap anak dihormati.Aliran ini berpendapat, setiap anak harys dibiarkan berkembang menurut kodratnya masing-masing.Tokoh utama aliran ini adalah Jean Jacques Rousseau (1712- 1778).Salah satu buku karyanya ialah yang memuat pembagiaan fase kehidupan manusia menjadi :
Umur 0 – 2 tahun masa asuhan
Umur 2 – 12 tahun masa pendidikan jasmani dan latihan panca indera
Umur 12 – 15 tahun masa pendidikan akal
Umur 15 – 20 tahun masa pembentukan watak dan pendidikan agama.

Pendidikan harus dilaksanakan selaras dengan tahap-tahap perkembangan anak. Rousseau mengemukakan 3 prinsip yaitu : prinsip perkembangan, prinsip aktivitas murid, dan prinsip individualisasi.

E.   Zaman  Modern
      Soemardi Soerjabrata membagi masa-masa pada zaman modern antara lain :
       1.  Tahun  1750 – 1800
a. Aliran Philanthropinisme
adalah aliran yang timbul sebagai gabungan dari beberapa teori yaitu   tabularasa, optimism, rasionalisme dan naturalisme.Timbulnya aliran ini berkaitan erat dengan gerakan aufklarung yaitu suatu usaha penjernihan akal menuju terbentuknya individu yang bahagia. Tokoh-tokohnya :


1)      Johann Bernhard Basedow (1723 – 1790)
2)      Frederik Eberhard Von Rachow (1734 – 1805)
3)      Christian Cotthilf Salzman (1744 – 1811 )
4)      Rachim Heinrich Campe (1746 – 1818 )
5)      Guts Muths  (1759 – 1839 )

b. Aliran Developmentalisme
Aliran ini dipelopori oleh seorang ahli pendidikan (1746 – 1827). Menurutnya dalam setiap aktivitas pendidikan, kedudukan anak-anak adalah sebagai pusat pendidikan yang akan berkembang pada diri anak

c. Lahirnya Ilmu Jiwa Perkembangan
Seorang tokoh dari jerman. Dietrich Tiedemann (1748- 1803) tercatat sebagai orang pertama yang menghasilkan karya tulis yang teratur dalam bidang ilmu jiwa perkembangan.Pada tahun 1787, ia mengadakan penelitian .Hasil penelitian itu kemudiaan disiarkan dalam sebuah buku yang berjudul : Pengamatan Mengenai Perkembangan Bakat Kejiwaan Kanak-kanak. Atas jasanya tersebut Tiedemann dipandang sebagai orang pertama yang meletakkan tonggak pertanda awal kelahiran ilmu jiwa perkembangan dalam kedudukannya sebagai ilmu yang telah mempunyai bentuk yang jelas.

2.   Tahun  1800 – 1850
Dipelopori oleh Friederich Wilhelm Frobel (1782 – 1852). Namanya terkenal karena usaha Frobel mendirikan “Kindergarten  (Taman Kanak-kanak)“ maksudnya untuk mendidik anak sebelum masuk sekolah tingkat dasar. Dalam tingkat pendidikan Frobel menggunakan permainansebagai usaha mengembangkan pribadi anak didiknya. Frobel berpendapat bahwa terbentuknya segala sesuatu di alam ini, termasuk didalamnya kodrat dan kecenderungan anak-anak berkembang adalah pencerminan dari rencana penciptaan dan kekuasaan Tuhan.

3.   Tahun  1850 -1900
      a.  Dari Jerman muncul 5 orang tokoh ilmu jiwa perkembangan :
1.      Johann Friederich Herbart (1776 – 1841)
Ia berpendapat bahwa kehidupan jiwa anak itu berjalan secara teratur seperti bintang-bintang di langit.
2.      L. Strumpell (1812 – 1897)
3.      Wilhelm preyer (1842 – 1897)
            Dikenal sebagai “bapak ilmu jiwa kanak-kanak” Karena pada tahun 1882 Preyar menerbitkan “Die Seele des Kindes” yang berisi hasil penelitian terhadap anak sendiri.Metode yang digunakan adalah observasi sistematis, eksperimen dan perbandingan dengan hewan.
4.      Wilhem Wundt (1832 – 1920)
              Menurut Wundt manusia sebagai subyak tingkah laku kejiwaan selalu bersifat aktif, tidak hanya pasif sebagai wadahnya saja. Wundt dijuluki sebagai “bapak psikologi eksperimentil”.
5.      E. Meumann (1862 – 1915)

b.  Dari Amerika Serikat ada 2 yang berjasa dalam kemajuaan ilmu jiwa perkembangan yaitu :
1) William James (1842 -1910)
Teorinya tentang reaksi anak-anak terhadap rangsangan dari luar, baik yang dibawa sejak lahir maupun yang diperoleh melalui pengalaman hidupnya mendorong semakin majunya dunia psikologi.

2) Stanly Hall (1846 – 1926 )
Pada tahun 1811, Hall dikenal sebagai orang pertama dari Amerika Serikat yang mendirikan laboratorium psikologi.Ia mengajarkan kepada para mahasiswa tentang perbedaan pendekatan antara ilmu jiwa murni dengan ilmu pendidikandalam usaha menyelidiki anak-anak.

c.  Dari Inggris
1)      Charles Darwin (1809 – 1882)
2)      Herbert Spencer (1820 – 1903)
3)      Francis Galton (1822 – 1911)
4)      J. Sully (1893), Ia mendirikan perkumpulan yang bergerak dalam studi penelitian terhadap kehidupan anak-anak “Studies in Chilidhood”

d.   Dari Perancis
1)      E. Seguin (1852 – 1880)
2)      Hipp Taine (1828 – 1893)
3)      Alfred Binet (1857 – 1911)

4.    Tahun 1900 - 1950
a. Tokoh-tokoh Penghubung          
Ada 3 tokoh yang berkarya pada awal abad ke 20 yaitu :
1)      Ernest Meumann (1862 – 1915 )
2)      Alfred Binet (1857 – 1911)
3)      James Mark Baldwin (1864 – 1934)

b.  Pengaruh dari aliran dan ilmu yang lain
1. Pengaruh Evolusionisme
Menurut kaum evolusi yang dipelopori oleh H. Spencer bahwa masyarakat manusia berkembang secara bertahap.Mulanya dari tingkat pengembara menjadi petani terus pedagang dan akhirnya menjadi masyarakat industry yang maju.

2. Pengaruh Sosiologi
Baldwin, Wallon, Piaget berpendapat bahwa perkembangan seorang anak tidak pernah lepas dari pengaruh lingkungan sosial.
3. Pengaruh Psikologi Eksperimental
4. Pengaruh Psikologi Testing
5. Pengaruh Psikologi Ubnormal
6. Pengaruh Psikologi Hewan

c.  Aliran-alairan dalam ilmu jiwa perkembangan.
1. Aliran fungsional
E. Claparede (1905 – 1946), adalah pelopor utama aliran ini.Perbedaan antarkanak-kanak dengan orang dewasa sesungguhnya hanya bersifat kualitas saja, anak-anak lebih sederhana dalam hal fungsi-fungsi jiwa mereka daripada orang dewasa.

2.  Aliran Personalistis
Tokoh utamanya adalah William Stern (1914 – 1935) berpendapat bukannya   unsure yang menjadi titik pangkal perkembangan jiwa ,malainkan kesatuan kehidupan pribadi yang bekerja sendiri.

3. Aliran Biologistis
Tokohnya adalah Maria Montessori (1870 – 1935). Menuruitnya setiap fase perkembangan itu mempunyai arti biologis artinya perkembangan jiwa tidak dapat dimengerti sebagai perkembangan fungsi-fungsi yang tak saling mempengaruhi satu sama lain, melainkan harus dipahami sebagai perwujudan dari suatu rencana kehidupan dimana kekuatan jasmani dan rohani seorang anak berada dalam struktur yamng amat beraturan sehingga membentuk jiwa yang bersifat definitive(tetap).

4. Aliran pikir
Tokoh utamanya ialah Karl Buhler (1919 -1949), menurutnya dalam perkembangan kanak-kanak tak boleh dilupakan soal “pikiran” nya.Ada 3 fase perkembangan yaitu: instink, latihan (dressuur & drill), dan intelegensi (akal & pikiran

5. Aliran Gestalt
Menurut aliran ini ,perkembangan tidak lain adalah proses differensasi. Jadi gestalt intinya adalah dari keseluruhan menuju bagian-bagian yang lebih terperinci dari keseluruhan itu.

6.  Aliran Sosiologis
Perkembangan anak itu terutama dipengaruhi oleh lingkungan sosial ,jadi aliran ini menekankan peranan sosial (orangtua, keluarga, guru, tema ) dalam menentukan berhasil atau tidak nya perkembangan seorang anak.

7. Aliran psikologi dalam
Berusaha menganalisis jiwa seseorang yang berada dibawah sadar, mencari penyelesaian atas kesulitan-kesulitan psikis seseorang yang sedang mimpi.

8. Aliran filosofis
Tokoh aliran ini antara lain R. Hubert (1949) berpendapat bahwa perkembangan seorang anak mempunyai makan filsafat.

9. Aliran fenomenologi dan ekssistensialisme
M. Merleau Ponty berpendapat bahwa kanak-kanak bisa mengalami iri hati ketika lahir adiknya.

10.  Aliran Behaviourisme
J.B Watson (1920 – 1927), adalah tokoh utama aliran ini. Menurutnya anak yang baru lahir itu hanya memiliki beberapa refleks dan 3 macam emosi : takut, marah dan cinta.

d.   Tokoh utama paling akhir
1)      J.L Moreno berpendapat ada kesempatan bagi setiap anak untuk memilih sendiri  jalan perkembanganya.
2)      Jean Piaget berpendapat bahwa pada  setiap anak ada 2 faktor: pengenalan dan perasaaan. Keduanya berguna untuk penyesuaiaan rohani terhadap lingkungan.
 SEJARAH ILMU JIWA

Sejarah adalah gambaran tentang apa yang dilakukan manusia pada masa lalu. Jadi obyek sentralnya adalah manusia. Inti yang dibicarakan antara lain: Siapakah dia, perbuatan dan tindakan apa yang pernah dilakukan, bagaimana pandangannya dengan segi tertentu secara menonjol pernah diperankan, ada kejadian apa saja ketika peran itu terjadi, bagaimana keadaan situasi yang mengitarinya, lalu interpretasi tokoh tersebut terhadap lingkungan di mana ia berada dan akhirnya tafsir serta penjelasan dari penulis sejarah sendiri. Inilah hal-hal yang seharusnya diperhatikan oleh para peneliti dan penulis sejarah, jika hendak menghasilkan karya sebaik yang dapat ia lakukan.
 Ada tiga tokoh ilmu pendidikan pada zaman dulu yaitu : Socrates, Plato dan Aristoteles. Mereka pada zamannya memiliki keahliaan misalnya ahli dalam ilmu politik, ilmu agama, ilmu kebudayaan, ilmu pendidikan, ilmu ekonomi, dan masih banyak lagi. Materi sejarah yang dimuat dalam uraian pada bab ini difokuskan dalam hal-hal yang berkaitan langsung dengan bidang ilmu jiwa perkembangan yaitu tentang keadaan dan tingkah laku manusia , khususnya yang tengah berkembang dalam kerangka dibidang pendidikan. Jadi intinya manusia dengan berbagai kodrat alamiahnya untuk berkembang yang kesemuanya ini diteliti dan dicatat secara sistematis dan catatan tersebut kemudiaan dipergunakan sebagai pangkai tolak atau bahan pertimbangan bagi usaha pendidikan.
Selanjutnya ada satu hal,tetapi amat penting dalam dunia sejarah yakni tentang “obyektivitasnya”. Oleh karena, obyektivitas telah menjadi kesepakatan para ahli agar senantiasa terjaga dikalangan peneliti dan penulis sejarah. Penulis beranggapan, bahwa pemaparan sejarah tidak bias subyektif mungkin. Disebabkan sering terjadi unsur kekuatan dan kekuasaan, mempengaruhi terciptanya kejernihan nilai sejarah. Ini membuktikan bahwa siapa yang kuat dan berkuasa dapat mempengaruhi haluan suatu sejarah. Pengertian “kekuatan dan kekuasaan“ bisa bermacam-macam. Kekuatan dan kekuasaan itu berwujud dominasi dibidang ilmu pengetahuan. Maksudnya suatu bangsa atau kelompok yang memiliki keunggulan dibidang ilmu, hal sejarah ilmu jiwa perkembanganya pun, kita akan menjumpai sederet tokoh dan pendapat mereka,yang sebagian besar terdiri dan ditulis menurut versi orang-orang bangsa barat.
Pembagian zaman (periodesasi) sejarah ilmu jiwa perkembanganya.Periode yang paling awal yakni zaman Yunani dan Romawi kuno, dan diakhiri dengan menggambarkan keadaanya dizaman modern ini. Karena sistematika pembagian tersebut memang bervariasai, maka kemungkinan yang bias ditangkap dan dipahami para pembaca juga berbeda-beda pula antara seorang dengan orang lain. Bagi penyusun tulisan ini, yang lebih perlu diutamakan ialah bahwa pembagiaan sebagai dimaksud hendaknya berkesinambungan antara satu periode (zaman) dengan periode berikutnya. Atau jangan sampai ada periode yang terputus sedemikian jauhnya, sehingga mengundang tanda tanya dikalangan pembaca. Misalnya diuraikan sejarah ilmu jiwa perkembangannya pada zaman Yunani dan Romawi kuno sekitar 450 sebelum Masehi sampai zaman Augustinus yang wafat tahun 430 M ,lalu meloncat kepada zaman Renaissance pada sekitar tahun 1300 M terus sampai pada keadaan dizaman Modern dewasa ini.orang pun jadi bertanya : Kenapa terjadi tenggang waktu kosong hampir 900 tahun lamanya ? Periode sejarah ilmu jiwa perkembangan dalam karangan ini dibagi menjadi 5, yaitu:
Ø  Zaman Yunani dan Romawi Kuno
Ø  Zaman tersebarnya agama Nasrani
Ø  Zaman islam di Timur Tengah
Ø  Spanyol, zaman Renaissance
Ø  Zaman Modern
     Lebih jelasnya , masing-masing periode hendak diuraikan satu persatu sebagai berikut:
A.        Zaman Yunani dan Romawi Kuno
Dikatakan “ Kuno “,sebab zaman itu telah berlalu lama sekali, lebih dari 2.000 tahun yang silam. Zaman ini sebagai titik mulanya karena pada saat itu dikedua Negara tersebut muncul sejumlah tokoh pemikir yang telah melahirka “filsafat “.Dari filsafat itu asal usulnya ilmu tentang manusia ,ilmu pendidikan dalam kerangka upaya meningkatkan mutu kehidupan manusia, menyusul bagian dari pendidikan yaitu Ilmu jiwa, dan dari ilmu jiwa ini salah satu cabangnya adalah ilmu jiwa perkembangan. Fokus perhatian kita adalah menelusuri pendapat dan pandangan para imuwsan masa lalu ,mengenai manusia, khususnya yang masih barada dalam proses perjalanan hidup menuju tingkat kedewasaan. Yang kita cari adalah pandangan para ahli tentang manusia yang tengah berkembang.Yang menjadi pokok kajian sejarah ilmu perkembangan,dalam periode ini adalah pandangan para ahli disekitar kehidupan anak. Misalnya apakah anak itu menurut mereka berbeda dengan orang dewasa? Jika berbeda dalam hal apa saja ?

Tokoh-tokoh ilmu pengetahuan pada zaman Yunani dan Romawi Kuno antara lain :
1.  Socrates (469- 399 )  terkenal sebagai filosuf besar bangsa Yunani, yang memandang amat  penting kedudukan “moral” bagi kehidupan manusia. Ia merumuskan pendapat bahwa manusia memiliki akal. Dengan akal manusia berpikir, dengan berpikir bisa menghasilkan pengetahuan. Jadi pengetahuan adalah kebajikan atau usaha mengembangkan daya piker manusia, tetap daya piker manusia baru sempurna ketika telah mamasuki usia dewasa.Bagi Socrates anak kecil pun sudah memilki daya piker yang sempurna.

          2.  Plato (427- 347 SM)
Plato berpendapat akal pikiran adalah posisi yang utama dalam kehidupan  ma  nusia.Menurutnya dengan akal pikiran seseorang dapat mencapai tingkat kebenaran yang hakiki.Menurut Plato manusia memiliki 3 kekuatan jiwa, yaitu : pikiran yang terletak di kepala, kemauan /kehendak yang terletak didalam dada, dan nafsu keinginan yang berada dalam perut. Teori tentang 3 kekuatan jiwa tersebut di kenaldenganistilah“richotomi”.                                                                                                                                        
Plato tidak mengakui eksistensi panca indera manusia karena manusia hidup dengan pikiran, kemauan, dan nafsu bukan dengan panca indera. Plato menentukan standar penempatan berdasarkan tingkat usia seseorang yaitu umur 10 tahun untuk golongan pekerja, umur 20 tahun untuk golongan militer dan umur 30 tahun untuk golongan pemimpin.

           3.  Aristoteles (384- 322 SM )
Aristoteles adalah murid plato.Ia mempercayai adanya panca indera.Ia mengatakan bahwa hakikiat segala yang maujud terletak pada benda-benda yang tampak oleh panca indera. Bagi Aristoteles ada 3 jenis makhlik hidup yang memiliki jiwa, yaitu :
Ø  Jiwa tumbuh-tumbuhan (Anima vegetativ) adalah tingkat terendah yang fungsinya terbatas pada kempampuan untuk makan dan berkembang biak saja.
Ø  Jiwa hewan ( Anima Sensitiva ) fungsinya adalah kemampuan menggunakan indera dan nafsunya untuk bergerak dan berbuat ,disamping kemampuan makan dan berkembang biak.
Ø  Jiwa manusia (Anima Intelektiva ) fungsinya untuk berpikir dan berkehendak. Teori ini disebut “dichotomi”

          4.   Quintilianus (35 – 100)
Ia dikenal sebagai ahli pidato  (orator) dan pemikir yang kreatif. Ia menginginkan, agar setiap anak nantinya menjadi orator yang baik. Untuk menjadi orator yang baik anak-anak harus memiliki : 
1.      Pengetahuan akan benda-benda
2.      Pembendaharaan kata yang cukup dan kecakapan memilih kata-kata   yang baik.
3.      Keramahan dan berlagak orang kota
4.      Pengetahuan akan sejarah dan umum
5.      Ingatan yang baik.
     
    5.  Plutarchus  (50 – 124 SM)
Pokok-pokok pandangannya tentang anak, antara lain sebagai berikut :
1)      Bagi seorang anak keluarga adalah lingkungan yang palinh utama.
2)      Setiap anak hendaknya dibiasakan berbuat nenurut kaidah-kaidah kesusilaan.
3)      Ingatan amat penting bagi kehidupan manusia ,karena melatih daya ingatan anak.
4)      Tidak setuju adanya hukuman badan yang dijatuhkan kepada anak-anak.
5)      Pentingnya usaha pembinaan jasmani anak-anak.

B.   Zaman Tersebarnya Agama Nasrani
Soemadi soerjabrata membagi zaman tersebarnya agama Nasrani menjadi 2 periode : lima abad yang pertama saat agama Nasrani berada pada masa permulaan dan abad pertengahan . Pada periode pertamalah melahirkan pemikiran tentang kehidupan anak-anak. Pada masa ini muncul seorang tokoh yang bernama Augustinus (354 – 430 M).Soemadi Soerjabrata memberi komentar bahwa pendapat tentang kanak-kanak pada masa ini memang terpengaruh oleh pokok-pokok pikiran kenasraniaan yang antara lain :
1)      Tujuan pendidikan ialah kemanusiaan ,menghormati kepribadiaan manusia dan hak    perseorangan.
2)      Pendidikan bersifat demokratis dan universal meliputi pendidikan sosial, kesusilaan, dan keagamaan.
3)      Metode pendidikan meliputi apperserpsi, aktivitas.

C.   Zaman Islam di Timur Tengah dan Spanyol
Yang dimaksud ialah zaman kemajuan yang pernah dicapai dunia islam pada masa lampau. Dr. Harun Nasution menyebutkan zaman periode klasik dalam sejarah islam (650- 1250 M ). Zaman ini di pandang sebagai penghubung antara zaman sebelumnya dengan zaman renaissance yang akan datang sesudahnya.kemajuan pemikiran di dunia barat yang menuju tersusunnya ilmu jiwa perkembangan tidak terlihat nyata.Bahkan menurutnya pula apa yang telah dirintis oleh Agustinus menyertai zaman tersebarnya.Kemajuan ilmu pengetahuan dan peradaban pada abad pertengan memang berada di dunia timur. Dalam zaman ini pemikiran tentang manusia tentunya di pengaruhi oleh konsep manusia itu pada dasarnya memiliki bakat dan pembawaan masing-masing, yang kelak mempengaruhi prestasi hidup yang akan mereka capai.
Pada masa pemerintahan Nabi Muhammad kepala pemerintahan islam dipegang oleh empat orang kholifah di Madinah yaitu :Abu Bakar (632-634 M),Umar (634-644M),Utsman (644-656M),dan Ali (656-661M).Diantara empat orang kholifah itu Umar bin Al-Khattob termasuk yang tercatat banyak memperhatikan kehidupan anak-anak.Setelah zaman Kholifah yang ke-empat (Khullafahur rosyidin),Pusat pemerintahan islam pindah ke Damaskus dibawah kekuasaan Daulah Umayyah (661 – 750 M), kemudian diganti oleh Daulah Abbasiyyah (750- 1258 M) dengan Baghdad sebagai ibukotanya.
Pada zaman terakhir inilah ilmu peradaban islam mencapai puncak keunggulan.Dalam sejarah pendidikan islam yang paling banyak dikutip pendapatnya adalah : 1. Ibnu Sina (980- 1037 M ) Menurut Ibnu Sina bahwa seorang anak adalah amanat yang dipercayakan oleh Allah SWT.Dalam Hadist nabi Muhammad “setiap anak dilahirkan dalam keadaan suci,tetapi ibu bapaknya lah yang menjadiakan ia Yahudi, Nasrani atau Majusi”.Tetapi dilain pihak, dalam islam juga terdapat ajaran takdir, yaituketentuan yang telah pasti atas setiap manusia tentang sifatnya ,pembawaan, bakatnya, sampai pada soal kebagiaan dan celakanya seseorang. Ibnu Sina juga menyatakan hendaknya instink anak-anak diperhatikan sebagai landasan dalam pendidikan.

Al Ghazali (1058- 1111 M)
Menurut B.B.Mac.Donald, Al-Ghazali adalah seorang tokoh islam yang termansyur.Beliau banyak menulis ,satu diantara karyanya adalah “Ihya’Ulumuddin”. Menurut Al-Ghazali seorang anak harus diperlakukan sebaik mungkin dalam proses pelayanan pendidikan.Dalam hal watak dasar seorang anak dimasa kecilnya, Al-Ghazali menyatakan : Setiap anak dapat menerima yang baik dan yang buruk. Anak dilahirkan dalam keadaan baik dengan pembawaan yang baik pula, tetapi lingkungannyalah yang kadang menjadikannya dalam perawatan instink serta pembawaan si anak.

D.   Zaman Renaissance
Kata “ renaissance” berarti “ hidup kembali”. Zaman renaissance ,maksudnya zaman kehidupan atau kebangkitan kembali.Dimana kehidupan atau kebangkitan kembali itu terjadi? Yang hidup dan bangkit kembali adalah pemikiran, ilmu pengetahuan, dan peradaban di dunia Barat.Jadi mereka bangkit kembali untuk menyusun kekuatan dibidang ilmu dan teknologi,setelah sekian lama ketinggalan dari kemajuan yang dicapai bangsa Timur.Zaman renaissance adalah zaman kebangkitan kembali dunia Barat dalam ilmu peradaban termasuk pula kebangkitan pemikiran terhadap eksistensi anak-anak. Zaman ini ditandai dengan munculnya beberapa gerakan seperti :

  1. Humanisme berarti kemanusiaan, menurut istilah berarti suatu paham (filsafat) mengenai kemanusiaa yang hakiki. Jelasnya Humanisme adalah suatu gerakan atau aliran yang bertujuan untuk menempatkan manusia pada posisi kemanusiaan yang sebenarnya. Tokoh-tokoh gerakan humanisme antara lain :Petrarcha(1304- 1374), Boccaccio (1313- 1375), Vittorins Da Felter (1378- 1446), Thomas A. Kempis (1380- 1471), Desiderius Erasmus(1466-1536), dan Chrysoloras (1350- 1415).
  2. Reformasi artinya menyusu kembali .Secara istilah adalah gerakan pemisahan diri atau keluar dari agama Kristen-Katolik untuk kemudian mendirikan dan bergabung kedalam agama baru Kristen-Protestan.Tokoh utama gerakan ini adalah Martin Luther (1383- 1546) . Dalam hubungannya dengan ilmu jiwa perkembangan, aliran ini menghendaki agar anak-anak yang masih kecil diperlakukan dan dihadapi dengan cara yang berbeda dari mereka yang sudah besar.Aliran reforamasi ini menggunakan metode pendidikan. Tujuan pendidikan ini ialah mempersiapkan bagi kehidupan kini dan kehidupan kelak dialam baka,menghormati serta mengabdi kepada Negara dan gereja,memenuhi tugas-tugas keluarga,negara maupun gereja.
  3. Kontra reformasi Gerakan ini mempertahankan diri dari ancaman kaum reformist yang pada akhirnya telah membawa pengikutnya kearah pengertian yang lebih mendalam tentang manusia dan tentang kodrat kanak-kanak pada khususnya.
  4. Realisme adalah aliran yang mendasarkan diri pada sesuatu yang telah diketahui sungguh-sungguh nyata adanya. Dalam bidang pendidikan, kaum realime berpendapat bahwa pendidikan harus berkaitan dengan kenyataan kehidupan yang sebenarnya dalam segala segi yang ada. Dalam tubuh realism timbul 3 aliran lagi yaitu :

1. Realisme Verbal
Aliran ini disebut juga realism humanistis, maksudnya dalam ucapan verbal mereka mengaku sebagai pengikut realism, tetapi dalam prakteknya mereka tetapi dalam prakteknya mereka tidak dapat melepaskan diri secara tuntas dari konsepsi humanism. Aliran ini bertujuan mengetahui dan memahami benar-beanr masyarakat kemanusiaan sebagaimana adanya. Dalam aliran verbal ada 3 orang tokoh yang terkemuka:
Jean Luis Vives  (1492-1540 )
Ia berpandangan bahwa setiap anak mempunyai bakat, minat, dan kekhususan   individual masing-masing yang berkembang.

Francois Rabelais  (1483- 1553 )
Menurutnya setiap anak dilahirkan dengan potensi yang lengkap meliputi jasmani, akal dan segala minat kecenderungannya.Semua ini akan berkembang jika memperoleh kesempatan pendidikan.

John Milton  (1608- 1674 )
Menurutnya seorang anak harus dipersiapkan segala sesuatu yang diperlukan bagi kepentingan hidupnya di dunia.

2. Realisme Sosial
Tokohnya  adalah seorang ilmuwan dari Perancis yaitu Michel De Montaigne (1530-1592 ) pendapatnya bahwa seorang anak itu bias atau bahkan harus diarahkan,agar   kelak menjadi orang besar, orang yang terpandang dimasyarakat. Anak-anak harus memperoleh pengalam sendiri tentang masyarakat dan bukan hanya sekedar membaca dari buku.

3. Realisme Ilmiah
Aliran ini disebut relisme sensus, yang sekaligus merupakan puncak dari kegiatan kaum realist dalam usaha menyelidiki segala realita yang ada. Tetapi aliran ini tidak mencari realita sebagaimana terdapat dalam buku-buku (verbal),tidak pula mencari realita sebagaimana dialami dalam hubungan antar manusia sehari-hari (sosial), melainkan berusaha mencari realita yang paling pokok, yaitu kenyataan yang terdapat dalam kekuatan dan hukum alam. Dalam bidang perkembangan, ilmu jiwa perkembangan tokoh-tokoh realism ilmiah antara lain :

Richard Mulcaster (1531- 1611)
Menurutnya dunia kanak-kanak sangat penting untuk dipelajari untuk mengetahui kemampuan-kemampuan kodratinya.Setelah kemampauan yang diwarisi anak itu diketahui,maka selanjutnya harus dihormati,karena tujuan pendidikan justru membatu dan mengembangkan kodrat anak-anak agar mencapai taraf kesempurnaan.

Francis Bacon (1561- 1626)
Menurut Bacon, anak-anak secara kodrati mempunyai kemampuan untuk kelak menguasai alam.Alam bias dikuasai dengan ilmu pengetahuan sedang ilmu pengetahuan diperoleh melalui pendidikan.

Wolfgang Ratke (1571- 1636)
Menurutnya jiwa itu berkembang secara teratur, mirip dengan perkembangan ala mini dari masa ke masa. Keteraturan juga harus dijaga kelestariaanya di dalam proses pendidikan.

Johann Amos Comenius (1592- 1670)
Menurutnya sekolah yang sesuai dengan tingkat perkembangan jiwa anak dibagi menjadi :
1) Scola Materna = anak-anak umur 0 – 6 tahun
2) Scola Vernacula = umur 6 – 12 tahun
3) Scola Latina = remaja umur 12- 18 tahun
4) Scola Academia = dewasa awal umur 18- 24 tahun.

e)  Disipliniarisme
Disiplinarianisme sebagai pertahanan baru daripada aliran humanisme klasik terhadap serangan kaum realism. Tokoh utamanya adalah John Locke (1632- 1704), ahli pendidikan dari Inggris. Dalam teorinya “tabularasa” menyatakan bahwa jiwa seorang anak pada dasarnya bersih seperti kertas putih yang bias digambar menurut kehendak orang dewasa yang mendidiknya. John Locke dipandang telah menghidupkan kembali formalisme scholastic.


f)   Rasionalisme
            Aliran ini dipelopori oleh Francis Voltaire (1694- 1778), seorang pemikir dari perancis. Semula rasionalisme lahir sebagai protes terhadap kekuasaan Gereja dan Negara di daerah Eropa,tetapi ia berusaha menonjolkan peranan akal ,lebih dari segala aspek kejiwaan yang lain. Para ahli kemudiaan menilai kedua aliran ini sebagai telah mengundurkan kembali perjalanan sejarah ilmu jiwa perkembangan.

g)   Naturalisme 
                    Nature artinya tabiat, alam, atau pembawaan.Naturalisme adalah aliran yang menghendaki agar kodrat alamiah setiap anak dihormati.Aliran ini berpendapat, setiap anak harys dibiarkan berkembang menurut kodratnya masing-masing.Tokoh utama aliran ini adalah Jean Jacques Rousseau (1712- 1778).Salah satu buku karyanya ialah yang memuat pembagiaan fase kehidupan manusia menjadi :
Umur 0 – 2 tahun masa asuhan
Umur 2 – 12 tahun masa pendidikan jasmani dan latihan panca indera
Umur 12 – 15 tahun masa pendidikan akal
Umur 15 – 20 tahun masa pembentukan watak dan pendidikan agama.

Pendidikan harus dilaksanakan selaras dengan tahap-tahap perkembangan anak. Rousseau mengemukakan 3 prinsip yaitu : prinsip perkembangan, prinsip aktivitas murid, dan prinsip individualisasi.

E.   Zaman  Modern
      Soemardi Soerjabrata membagi masa-masa pada zaman modern antara lain :
       1.  Tahun  1750 – 1800
a. Aliran Philanthropinisme
adalah aliran yang timbul sebagai gabungan dari beberapa teori yaitu   tabularasa, optimism, rasionalisme dan naturalisme.Timbulnya aliran ini berkaitan erat dengan gerakan aufklarung yaitu suatu usaha penjernihan akal menuju terbentuknya individu yang bahagia. Tokoh-tokohnya :


1)      Johann Bernhard Basedow (1723 – 1790)
2)      Frederik Eberhard Von Rachow (1734 – 1805)
3)      Christian Cotthilf Salzman (1744 – 1811 )
4)      Rachim Heinrich Campe (1746 – 1818 )
5)      Guts Muths  (1759 – 1839 )

b. Aliran Developmentalisme
Aliran ini dipelopori oleh seorang ahli pendidikan (1746 – 1827). Menurutnya dalam setiap aktivitas pendidikan, kedudukan anak-anak adalah sebagai pusat pendidikan yang akan berkembang pada diri anak

c. Lahirnya Ilmu Jiwa Perkembangan
Seorang tokoh dari jerman. Dietrich Tiedemann (1748- 1803) tercatat sebagai orang pertama yang menghasilkan karya tulis yang teratur dalam bidang ilmu jiwa perkembangan.Pada tahun 1787, ia mengadakan penelitian .Hasil penelitian itu kemudiaan disiarkan dalam sebuah buku yang berjudul : Pengamatan Mengenai Perkembangan Bakat Kejiwaan Kanak-kanak. Atas jasanya tersebut Tiedemann dipandang sebagai orang pertama yang meletakkan tonggak pertanda awal kelahiran ilmu jiwa perkembangan dalam kedudukannya sebagai ilmu yang telah mempunyai bentuk yang jelas.

2.   Tahun  1800 – 1850
Dipelopori oleh Friederich Wilhelm Frobel (1782 – 1852). Namanya terkenal karena usaha Frobel mendirikan “Kindergarten  (Taman Kanak-kanak)“ maksudnya untuk mendidik anak sebelum masuk sekolah tingkat dasar. Dalam tingkat pendidikan Frobel menggunakan permainansebagai usaha mengembangkan pribadi anak didiknya. Frobel berpendapat bahwa terbentuknya segala sesuatu di alam ini, termasuk didalamnya kodrat dan kecenderungan anak-anak berkembang adalah pencerminan dari rencana penciptaan dan kekuasaan Tuhan.

3.   Tahun  1850 -1900
      a.  Dari Jerman muncul 5 orang tokoh ilmu jiwa perkembangan :
1.      Johann Friederich Herbart (1776 – 1841)
Ia berpendapat bahwa kehidupan jiwa anak itu berjalan secara teratur seperti bintang-bintang di langit.
2.      L. Strumpell (1812 – 1897)
3.      Wilhelm preyer (1842 – 1897)
            Dikenal sebagai “bapak ilmu jiwa kanak-kanak” Karena pada tahun 1882 Preyar menerbitkan “Die Seele des Kindes” yang berisi hasil penelitian terhadap anak sendiri.Metode yang digunakan adalah observasi sistematis, eksperimen dan perbandingan dengan hewan.
4.      Wilhem Wundt (1832 – 1920)
              Menurut Wundt manusia sebagai subyak tingkah laku kejiwaan selalu bersifat aktif, tidak hanya pasif sebagai wadahnya saja. Wundt dijuluki sebagai “bapak psikologi eksperimentil”.
5.      E. Meumann (1862 – 1915)

b.  Dari Amerika Serikat ada 2 yang berjasa dalam kemajuaan ilmu jiwa perkembangan yaitu :
1) William James (1842 -1910)
Teorinya tentang reaksi anak-anak terhadap rangsangan dari luar, baik yang dibawa sejak lahir maupun yang diperoleh melalui pengalaman hidupnya mendorong semakin majunya dunia psikologi.

2) Stanly Hall (1846 – 1926 )
Pada tahun 1811, Hall dikenal sebagai orang pertama dari Amerika Serikat yang mendirikan laboratorium psikologi.Ia mengajarkan kepada para mahasiswa tentang perbedaan pendekatan antara ilmu jiwa murni dengan ilmu pendidikandalam usaha menyelidiki anak-anak.

c.  Dari Inggris
1)      Charles Darwin (1809 – 1882)
2)      Herbert Spencer (1820 – 1903)
3)      Francis Galton (1822 – 1911)
4)      J. Sully (1893), Ia mendirikan perkumpulan yang bergerak dalam studi penelitian terhadap kehidupan anak-anak “Studies in Chilidhood”

d.   Dari Perancis
1)      E. Seguin (1852 – 1880)
2)      Hipp Taine (1828 – 1893)
3)      Alfred Binet (1857 – 1911)

4.    Tahun 1900 - 1950
a. Tokoh-tokoh Penghubung          
Ada 3 tokoh yang berkarya pada awal abad ke 20 yaitu :
1)      Ernest Meumann (1862 – 1915 )
2)      Alfred Binet (1857 – 1911)
3)      James Mark Baldwin (1864 – 1934)

b.  Pengaruh dari aliran dan ilmu yang lain
1. Pengaruh Evolusionisme
Menurut kaum evolusi yang dipelopori oleh H. Spencer bahwa masyarakat manusia berkembang secara bertahap.Mulanya dari tingkat pengembara menjadi petani terus pedagang dan akhirnya menjadi masyarakat industry yang maju.

2. Pengaruh Sosiologi
Baldwin, Wallon, Piaget berpendapat bahwa perkembangan seorang anak tidak pernah lepas dari pengaruh lingkungan sosial.
3. Pengaruh Psikologi Eksperimental
4. Pengaruh Psikologi Testing
5. Pengaruh Psikologi Ubnormal
6. Pengaruh Psikologi Hewan

c.  Aliran-alairan dalam ilmu jiwa perkembangan.
1. Aliran fungsional
E. Claparede (1905 – 1946), adalah pelopor utama aliran ini.Perbedaan antarkanak-kanak dengan orang dewasa sesungguhnya hanya bersifat kualitas saja, anak-anak lebih sederhana dalam hal fungsi-fungsi jiwa mereka daripada orang dewasa.

2.  Aliran Personalistis
Tokoh utamanya adalah William Stern (1914 – 1935) berpendapat bukannya   unsure yang menjadi titik pangkal perkembangan jiwa ,malainkan kesatuan kehidupan pribadi yang bekerja sendiri.

3. Aliran Biologistis
Tokohnya adalah Maria Montessori (1870 – 1935). Menuruitnya setiap fase perkembangan itu mempunyai arti biologis artinya perkembangan jiwa tidak dapat dimengerti sebagai perkembangan fungsi-fungsi yang tak saling mempengaruhi satu sama lain, melainkan harus dipahami sebagai perwujudan dari suatu rencana kehidupan dimana kekuatan jasmani dan rohani seorang anak berada dalam struktur yamng amat beraturan sehingga membentuk jiwa yang bersifat definitive(tetap).

4. Aliran pikir
Tokoh utamanya ialah Karl Buhler (1919 -1949), menurutnya dalam perkembangan kanak-kanak tak boleh dilupakan soal “pikiran” nya.Ada 3 fase perkembangan yaitu: instink, latihan (dressuur & drill), dan intelegensi (akal & pikiran

5. Aliran Gestalt
Menurut aliran ini ,perkembangan tidak lain adalah proses differensasi. Jadi gestalt intinya adalah dari keseluruhan menuju bagian-bagian yang lebih terperinci dari keseluruhan itu.

6.  Aliran Sosiologis
Perkembangan anak itu terutama dipengaruhi oleh lingkungan sosial ,jadi aliran ini menekankan peranan sosial (orangtua, keluarga, guru, tema ) dalam menentukan berhasil atau tidak nya perkembangan seorang anak.

7. Aliran psikologi dalam
Berusaha menganalisis jiwa seseorang yang berada dibawah sadar, mencari penyelesaian atas kesulitan-kesulitan psikis seseorang yang sedang mimpi.

8. Aliran filosofis
Tokoh aliran ini antara lain R. Hubert (1949) berpendapat bahwa perkembangan seorang anak mempunyai makan filsafat.

9. Aliran fenomenologi dan ekssistensialisme
M. Merleau Ponty berpendapat bahwa kanak-kanak bisa mengalami iri hati ketika lahir adiknya.

10.  Aliran Behaviourisme
J.B Watson (1920 – 1927), adalah tokoh utama aliran ini. Menurutnya anak yang baru lahir itu hanya memiliki beberapa refleks dan 3 macam emosi : takut, marah dan cinta.

d.   Tokoh utama paling akhir
1)      J.L Moreno berpendapat ada kesempatan bagi setiap anak untuk memilih sendiri  jalan perkembanganya.
2)      Jean Piaget berpendapat bahwa pada  setiap anak ada 2 faktor: pengenalan dan perasaaan. Keduanya berguna untuk penyesuaiaan rohani terhadap lingkungan.
 SEJARAH ILMU JIWA

Sejarah adalah gambaran tentang apa yang dilakukan manusia pada masa lalu. Jadi obyek sentralnya adalah manusia. Inti yang dibicarakan antara lain: Siapakah dia, perbuatan dan tindakan apa yang pernah dilakukan, bagaimana pandangannya dengan segi tertentu secara menonjol pernah diperankan, ada kejadian apa saja ketika peran itu terjadi, bagaimana keadaan situasi yang mengitarinya, lalu interpretasi tokoh tersebut terhadap lingkungan di mana ia berada dan akhirnya tafsir serta penjelasan dari penulis sejarah sendiri. Inilah hal-hal yang seharusnya diperhatikan oleh para peneliti dan penulis sejarah, jika hendak menghasilkan karya sebaik yang dapat ia lakukan.
 Ada tiga tokoh ilmu pendidikan pada zaman dulu yaitu : Socrates, Plato dan Aristoteles. Mereka pada zamannya memiliki keahliaan misalnya ahli dalam ilmu politik, ilmu agama, ilmu kebudayaan, ilmu pendidikan, ilmu ekonomi, dan masih banyak lagi. Materi sejarah yang dimuat dalam uraian pada bab ini difokuskan dalam hal-hal yang berkaitan langsung dengan bidang ilmu jiwa perkembangan yaitu tentang keadaan dan tingkah laku manusia , khususnya yang tengah berkembang dalam kerangka dibidang pendidikan. Jadi intinya manusia dengan berbagai kodrat alamiahnya untuk berkembang yang kesemuanya ini diteliti dan dicatat secara sistematis dan catatan tersebut kemudiaan dipergunakan sebagai pangkai tolak atau bahan pertimbangan bagi usaha pendidikan.
Selanjutnya ada satu hal,tetapi amat penting dalam dunia sejarah yakni tentang “obyektivitasnya”. Oleh karena, obyektivitas telah menjadi kesepakatan para ahli agar senantiasa terjaga dikalangan peneliti dan penulis sejarah. Penulis beranggapan, bahwa pemaparan sejarah tidak bias subyektif mungkin. Disebabkan sering terjadi unsur kekuatan dan kekuasaan, mempengaruhi terciptanya kejernihan nilai sejarah. Ini membuktikan bahwa siapa yang kuat dan berkuasa dapat mempengaruhi haluan suatu sejarah. Pengertian “kekuatan dan kekuasaan“ bisa bermacam-macam. Kekuatan dan kekuasaan itu berwujud dominasi dibidang ilmu pengetahuan. Maksudnya suatu bangsa atau kelompok yang memiliki keunggulan dibidang ilmu, hal sejarah ilmu jiwa perkembanganya pun, kita akan menjumpai sederet tokoh dan pendapat mereka,yang sebagian besar terdiri dan ditulis menurut versi orang-orang bangsa barat.
Pembagian zaman (periodesasi) sejarah ilmu jiwa perkembanganya.Periode yang paling awal yakni zaman Yunani dan Romawi kuno, dan diakhiri dengan menggambarkan keadaanya dizaman modern ini. Karena sistematika pembagian tersebut memang bervariasai, maka kemungkinan yang bias ditangkap dan dipahami para pembaca juga berbeda-beda pula antara seorang dengan orang lain. Bagi penyusun tulisan ini, yang lebih perlu diutamakan ialah bahwa pembagiaan sebagai dimaksud hendaknya berkesinambungan antara satu periode (zaman) dengan periode berikutnya. Atau jangan sampai ada periode yang terputus sedemikian jauhnya, sehingga mengundang tanda tanya dikalangan pembaca. Misalnya diuraikan sejarah ilmu jiwa perkembangannya pada zaman Yunani dan Romawi kuno sekitar 450 sebelum Masehi sampai zaman Augustinus yang wafat tahun 430 M ,lalu meloncat kepada zaman Renaissance pada sekitar tahun 1300 M terus sampai pada keadaan dizaman Modern dewasa ini.orang pun jadi bertanya : Kenapa terjadi tenggang waktu kosong hampir 900 tahun lamanya ? Periode sejarah ilmu jiwa perkembangan dalam karangan ini dibagi menjadi 5, yaitu:
Ø  Zaman Yunani dan Romawi Kuno
Ø  Zaman tersebarnya agama Nasrani
Ø  Zaman islam di Timur Tengah
Ø  Spanyol, zaman Renaissance
Ø  Zaman Modern
     Lebih jelasnya , masing-masing periode hendak diuraikan satu persatu sebagai berikut:
A.        Zaman Yunani dan Romawi Kuno
Dikatakan “ Kuno “,sebab zaman itu telah berlalu lama sekali, lebih dari 2.000 tahun yang silam. Zaman ini sebagai titik mulanya karena pada saat itu dikedua Negara tersebut muncul sejumlah tokoh pemikir yang telah melahirka “filsafat “.Dari filsafat itu asal usulnya ilmu tentang manusia ,ilmu pendidikan dalam kerangka upaya meningkatkan mutu kehidupan manusia, menyusul bagian dari pendidikan yaitu Ilmu jiwa, dan dari ilmu jiwa ini salah satu cabangnya adalah ilmu jiwa perkembangan. Fokus perhatian kita adalah menelusuri pendapat dan pandangan para imuwsan masa lalu ,mengenai manusia, khususnya yang masih barada dalam proses perjalanan hidup menuju tingkat kedewasaan. Yang kita cari adalah pandangan para ahli tentang manusia yang tengah berkembang.Yang menjadi pokok kajian sejarah ilmu perkembangan,dalam periode ini adalah pandangan para ahli disekitar kehidupan anak. Misalnya apakah anak itu menurut mereka berbeda dengan orang dewasa? Jika berbeda dalam hal apa saja ?

Tokoh-tokoh ilmu pengetahuan pada zaman Yunani dan Romawi Kuno antara lain :
1.  Socrates (469- 399 )  terkenal sebagai filosuf besar bangsa Yunani, yang memandang amat  penting kedudukan “moral” bagi kehidupan manusia. Ia merumuskan pendapat bahwa manusia memiliki akal. Dengan akal manusia berpikir, dengan berpikir bisa menghasilkan pengetahuan. Jadi pengetahuan adalah kebajikan atau usaha mengembangkan daya piker manusia, tetap daya piker manusia baru sempurna ketika telah mamasuki usia dewasa.Bagi Socrates anak kecil pun sudah memilki daya piker yang sempurna.

          2.  Plato (427- 347 SM)
Plato berpendapat akal pikiran adalah posisi yang utama dalam kehidupan  ma  nusia.Menurutnya dengan akal pikiran seseorang dapat mencapai tingkat kebenaran yang hakiki.Menurut Plato manusia memiliki 3 kekuatan jiwa, yaitu : pikiran yang terletak di kepala, kemauan /kehendak yang terletak didalam dada, dan nafsu keinginan yang berada dalam perut. Teori tentang 3 kekuatan jiwa tersebut di kenaldenganistilah“richotomi”.                                                                                                                                        
Plato tidak mengakui eksistensi panca indera manusia karena manusia hidup dengan pikiran, kemauan, dan nafsu bukan dengan panca indera. Plato menentukan standar penempatan berdasarkan tingkat usia seseorang yaitu umur 10 tahun untuk golongan pekerja, umur 20 tahun untuk golongan militer dan umur 30 tahun untuk golongan pemimpin.

           3.  Aristoteles (384- 322 SM )
Aristoteles adalah murid plato.Ia mempercayai adanya panca indera.Ia mengatakan bahwa hakikiat segala yang maujud terletak pada benda-benda yang tampak oleh panca indera. Bagi Aristoteles ada 3 jenis makhlik hidup yang memiliki jiwa, yaitu :
Ø  Jiwa tumbuh-tumbuhan (Anima vegetativ) adalah tingkat terendah yang fungsinya terbatas pada kempampuan untuk makan dan berkembang biak saja.
Ø  Jiwa hewan ( Anima Sensitiva ) fungsinya adalah kemampuan menggunakan indera dan nafsunya untuk bergerak dan berbuat ,disamping kemampuan makan dan berkembang biak.
Ø  Jiwa manusia (Anima Intelektiva ) fungsinya untuk berpikir dan berkehendak. Teori ini disebut “dichotomi”

          4.   Quintilianus (35 – 100)
Ia dikenal sebagai ahli pidato  (orator) dan pemikir yang kreatif. Ia menginginkan, agar setiap anak nantinya menjadi orator yang baik. Untuk menjadi orator yang baik anak-anak harus memiliki : 
1.      Pengetahuan akan benda-benda
2.      Pembendaharaan kata yang cukup dan kecakapan memilih kata-kata   yang baik.
3.      Keramahan dan berlagak orang kota
4.      Pengetahuan akan sejarah dan umum
5.      Ingatan yang baik.
     
    5.  Plutarchus  (50 – 124 SM)
Pokok-pokok pandangannya tentang anak, antara lain sebagai berikut :
1)      Bagi seorang anak keluarga adalah lingkungan yang palinh utama.
2)      Setiap anak hendaknya dibiasakan berbuat nenurut kaidah-kaidah kesusilaan.
3)      Ingatan amat penting bagi kehidupan manusia ,karena melatih daya ingatan anak.
4)      Tidak setuju adanya hukuman badan yang dijatuhkan kepada anak-anak.
5)      Pentingnya usaha pembinaan jasmani anak-anak.

B.   Zaman Tersebarnya Agama Nasrani
Soemadi soerjabrata membagi zaman tersebarnya agama Nasrani menjadi 2 periode : lima abad yang pertama saat agama Nasrani berada pada masa permulaan dan abad pertengahan . Pada periode pertamalah melahirkan pemikiran tentang kehidupan anak-anak. Pada masa ini muncul seorang tokoh yang bernama Augustinus (354 – 430 M).Soemadi Soerjabrata memberi komentar bahwa pendapat tentang kanak-kanak pada masa ini memang terpengaruh oleh pokok-pokok pikiran kenasraniaan yang antara lain :
1)      Tujuan pendidikan ialah kemanusiaan ,menghormati kepribadiaan manusia dan hak    perseorangan.
2)      Pendidikan bersifat demokratis dan universal meliputi pendidikan sosial, kesusilaan, dan keagamaan.
3)      Metode pendidikan meliputi apperserpsi, aktivitas.

C.   Zaman Islam di Timur Tengah dan Spanyol
Yang dimaksud ialah zaman kemajuan yang pernah dicapai dunia islam pada masa lampau. Dr. Harun Nasution menyebutkan zaman periode klasik dalam sejarah islam (650- 1250 M ). Zaman ini di pandang sebagai penghubung antara zaman sebelumnya dengan zaman renaissance yang akan datang sesudahnya.kemajuan pemikiran di dunia barat yang menuju tersusunnya ilmu jiwa perkembangan tidak terlihat nyata.Bahkan menurutnya pula apa yang telah dirintis oleh Agustinus menyertai zaman tersebarnya.Kemajuan ilmu pengetahuan dan peradaban pada abad pertengan memang berada di dunia timur. Dalam zaman ini pemikiran tentang manusia tentunya di pengaruhi oleh konsep manusia itu pada dasarnya memiliki bakat dan pembawaan masing-masing, yang kelak mempengaruhi prestasi hidup yang akan mereka capai.
Pada masa pemerintahan Nabi Muhammad kepala pemerintahan islam dipegang oleh empat orang kholifah di Madinah yaitu :Abu Bakar (632-634 M),Umar (634-644M),Utsman (644-656M),dan Ali (656-661M).Diantara empat orang kholifah itu Umar bin Al-Khattob termasuk yang tercatat banyak memperhatikan kehidupan anak-anak.Setelah zaman Kholifah yang ke-empat (Khullafahur rosyidin),Pusat pemerintahan islam pindah ke Damaskus dibawah kekuasaan Daulah Umayyah (661 – 750 M), kemudian diganti oleh Daulah Abbasiyyah (750- 1258 M) dengan Baghdad sebagai ibukotanya.
Pada zaman terakhir inilah ilmu peradaban islam mencapai puncak keunggulan.Dalam sejarah pendidikan islam yang paling banyak dikutip pendapatnya adalah : 1. Ibnu Sina (980- 1037 M ) Menurut Ibnu Sina bahwa seorang anak adalah amanat yang dipercayakan oleh Allah SWT.Dalam Hadist nabi Muhammad “setiap anak dilahirkan dalam keadaan suci,tetapi ibu bapaknya lah yang menjadiakan ia Yahudi, Nasrani atau Majusi”.Tetapi dilain pihak, dalam islam juga terdapat ajaran takdir, yaituketentuan yang telah pasti atas setiap manusia tentang sifatnya ,pembawaan, bakatnya, sampai pada soal kebagiaan dan celakanya seseorang. Ibnu Sina juga menyatakan hendaknya instink anak-anak diperhatikan sebagai landasan dalam pendidikan.

Al Ghazali (1058- 1111 M)
Menurut B.B.Mac.Donald, Al-Ghazali adalah seorang tokoh islam yang termansyur.Beliau banyak menulis ,satu diantara karyanya adalah “Ihya’Ulumuddin”. Menurut Al-Ghazali seorang anak harus diperlakukan sebaik mungkin dalam proses pelayanan pendidikan.Dalam hal watak dasar seorang anak dimasa kecilnya, Al-Ghazali menyatakan : Setiap anak dapat menerima yang baik dan yang buruk. Anak dilahirkan dalam keadaan baik dengan pembawaan yang baik pula, tetapi lingkungannyalah yang kadang menjadikannya dalam perawatan instink serta pembawaan si anak.

D.   Zaman Renaissance
Kata “ renaissance” berarti “ hidup kembali”. Zaman renaissance ,maksudnya zaman kehidupan atau kebangkitan kembali.Dimana kehidupan atau kebangkitan kembali itu terjadi? Yang hidup dan bangkit kembali adalah pemikiran, ilmu pengetahuan, dan peradaban di dunia Barat.Jadi mereka bangkit kembali untuk menyusun kekuatan dibidang ilmu dan teknologi,setelah sekian lama ketinggalan dari kemajuan yang dicapai bangsa Timur.Zaman renaissance adalah zaman kebangkitan kembali dunia Barat dalam ilmu peradaban termasuk pula kebangkitan pemikiran terhadap eksistensi anak-anak. Zaman ini ditandai dengan munculnya beberapa gerakan seperti :

  1. Humanisme berarti kemanusiaan, menurut istilah berarti suatu paham (filsafat) mengenai kemanusiaa yang hakiki. Jelasnya Humanisme adalah suatu gerakan atau aliran yang bertujuan untuk menempatkan manusia pada posisi kemanusiaan yang sebenarnya. Tokoh-tokoh gerakan humanisme antara lain :Petrarcha(1304- 1374), Boccaccio (1313- 1375), Vittorins Da Felter (1378- 1446), Thomas A. Kempis (1380- 1471), Desiderius Erasmus(1466-1536), dan Chrysoloras (1350- 1415).
  2. Reformasi artinya menyusu kembali .Secara istilah adalah gerakan pemisahan diri atau keluar dari agama Kristen-Katolik untuk kemudian mendirikan dan bergabung kedalam agama baru Kristen-Protestan.Tokoh utama gerakan ini adalah Martin Luther (1383- 1546) . Dalam hubungannya dengan ilmu jiwa perkembangan, aliran ini menghendaki agar anak-anak yang masih kecil diperlakukan dan dihadapi dengan cara yang berbeda dari mereka yang sudah besar.Aliran reforamasi ini menggunakan metode pendidikan. Tujuan pendidikan ini ialah mempersiapkan bagi kehidupan kini dan kehidupan kelak dialam baka,menghormati serta mengabdi kepada Negara dan gereja,memenuhi tugas-tugas keluarga,negara maupun gereja.
  3. Kontra reformasi Gerakan ini mempertahankan diri dari ancaman kaum reformist yang pada akhirnya telah membawa pengikutnya kearah pengertian yang lebih mendalam tentang manusia dan tentang kodrat kanak-kanak pada khususnya.
  4. Realisme adalah aliran yang mendasarkan diri pada sesuatu yang telah diketahui sungguh-sungguh nyata adanya. Dalam bidang pendidikan, kaum realime berpendapat bahwa pendidikan harus berkaitan dengan kenyataan kehidupan yang sebenarnya dalam segala segi yang ada. Dalam tubuh realism timbul 3 aliran lagi yaitu :

1. Realisme Verbal
Aliran ini disebut juga realism humanistis, maksudnya dalam ucapan verbal mereka mengaku sebagai pengikut realism, tetapi dalam prakteknya mereka tetapi dalam prakteknya mereka tidak dapat melepaskan diri secara tuntas dari konsepsi humanism. Aliran ini bertujuan mengetahui dan memahami benar-beanr masyarakat kemanusiaan sebagaimana adanya. Dalam aliran verbal ada 3 orang tokoh yang terkemuka:
Jean Luis Vives  (1492-1540 )
Ia berpandangan bahwa setiap anak mempunyai bakat, minat, dan kekhususan   individual masing-masing yang berkembang.

Francois Rabelais  (1483- 1553 )
Menurutnya setiap anak dilahirkan dengan potensi yang lengkap meliputi jasmani, akal dan segala minat kecenderungannya.Semua ini akan berkembang jika memperoleh kesempatan pendidikan.

John Milton  (1608- 1674 )
Menurutnya seorang anak harus dipersiapkan segala sesuatu yang diperlukan bagi kepentingan hidupnya di dunia.

2. Realisme Sosial
Tokohnya  adalah seorang ilmuwan dari Perancis yaitu Michel De Montaigne (1530-1592 ) pendapatnya bahwa seorang anak itu bias atau bahkan harus diarahkan,agar   kelak menjadi orang besar, orang yang terpandang dimasyarakat. Anak-anak harus memperoleh pengalam sendiri tentang masyarakat dan bukan hanya sekedar membaca dari buku.

3. Realisme Ilmiah
Aliran ini disebut relisme sensus, yang sekaligus merupakan puncak dari kegiatan kaum realist dalam usaha menyelidiki segala realita yang ada. Tetapi aliran ini tidak mencari realita sebagaimana terdapat dalam buku-buku (verbal),tidak pula mencari realita sebagaimana dialami dalam hubungan antar manusia sehari-hari (sosial), melainkan berusaha mencari realita yang paling pokok, yaitu kenyataan yang terdapat dalam kekuatan dan hukum alam. Dalam bidang perkembangan, ilmu jiwa perkembangan tokoh-tokoh realism ilmiah antara lain :

Richard Mulcaster (1531- 1611)
Menurutnya dunia kanak-kanak sangat penting untuk dipelajari untuk mengetahui kemampuan-kemampuan kodratinya.Setelah kemampauan yang diwarisi anak itu diketahui,maka selanjutnya harus dihormati,karena tujuan pendidikan justru membatu dan mengembangkan kodrat anak-anak agar mencapai taraf kesempurnaan.

Francis Bacon (1561- 1626)
Menurut Bacon, anak-anak secara kodrati mempunyai kemampuan untuk kelak menguasai alam.Alam bias dikuasai dengan ilmu pengetahuan sedang ilmu pengetahuan diperoleh melalui pendidikan.

Wolfgang Ratke (1571- 1636)
Menurutnya jiwa itu berkembang secara teratur, mirip dengan perkembangan ala mini dari masa ke masa. Keteraturan juga harus dijaga kelestariaanya di dalam proses pendidikan.

Johann Amos Comenius (1592- 1670)
Menurutnya sekolah yang sesuai dengan tingkat perkembangan jiwa anak dibagi menjadi :
1) Scola Materna = anak-anak umur 0 – 6 tahun
2) Scola Vernacula = umur 6 – 12 tahun
3) Scola Latina = remaja umur 12- 18 tahun
4) Scola Academia = dewasa awal umur 18- 24 tahun.

e)  Disipliniarisme
Disiplinarianisme sebagai pertahanan baru daripada aliran humanisme klasik terhadap serangan kaum realism. Tokoh utamanya adalah John Locke (1632- 1704), ahli pendidikan dari Inggris. Dalam teorinya “tabularasa” menyatakan bahwa jiwa seorang anak pada dasarnya bersih seperti kertas putih yang bias digambar menurut kehendak orang dewasa yang mendidiknya. John Locke dipandang telah menghidupkan kembali formalisme scholastic.


f)   Rasionalisme
            Aliran ini dipelopori oleh Francis Voltaire (1694- 1778), seorang pemikir dari perancis. Semula rasionalisme lahir sebagai protes terhadap kekuasaan Gereja dan Negara di daerah Eropa,tetapi ia berusaha menonjolkan peranan akal ,lebih dari segala aspek kejiwaan yang lain. Para ahli kemudiaan menilai kedua aliran ini sebagai telah mengundurkan kembali perjalanan sejarah ilmu jiwa perkembangan.

g)   Naturalisme 
                    Nature artinya tabiat, alam, atau pembawaan.Naturalisme adalah aliran yang menghendaki agar kodrat alamiah setiap anak dihormati.Aliran ini berpendapat, setiap anak harys dibiarkan berkembang menurut kodratnya masing-masing.Tokoh utama aliran ini adalah Jean Jacques Rousseau (1712- 1778).Salah satu buku karyanya ialah yang memuat pembagiaan fase kehidupan manusia menjadi :
Umur 0 – 2 tahun masa asuhan
Umur 2 – 12 tahun masa pendidikan jasmani dan latihan panca indera
Umur 12 – 15 tahun masa pendidikan akal
Umur 15 – 20 tahun masa pembentukan watak dan pendidikan agama.

Pendidikan harus dilaksanakan selaras dengan tahap-tahap perkembangan anak. Rousseau mengemukakan 3 prinsip yaitu : prinsip perkembangan, prinsip aktivitas murid, dan prinsip individualisasi.

E.   Zaman  Modern
      Soemardi Soerjabrata membagi masa-masa pada zaman modern antara lain :
       1.  Tahun  1750 – 1800
a. Aliran Philanthropinisme
adalah aliran yang timbul sebagai gabungan dari beberapa teori yaitu   tabularasa, optimism, rasionalisme dan naturalisme.Timbulnya aliran ini berkaitan erat dengan gerakan aufklarung yaitu suatu usaha penjernihan akal menuju terbentuknya individu yang bahagia. Tokoh-tokohnya :


1)      Johann Bernhard Basedow (1723 – 1790)
2)      Frederik Eberhard Von Rachow (1734 – 1805)
3)      Christian Cotthilf Salzman (1744 – 1811 )
4)      Rachim Heinrich Campe (1746 – 1818 )
5)      Guts Muths  (1759 – 1839 )

b. Aliran Developmentalisme
Aliran ini dipelopori oleh seorang ahli pendidikan (1746 – 1827). Menurutnya dalam setiap aktivitas pendidikan, kedudukan anak-anak adalah sebagai pusat pendidikan yang akan berkembang pada diri anak

c. Lahirnya Ilmu Jiwa Perkembangan
Seorang tokoh dari jerman. Dietrich Tiedemann (1748- 1803) tercatat sebagai orang pertama yang menghasilkan karya tulis yang teratur dalam bidang ilmu jiwa perkembangan.Pada tahun 1787, ia mengadakan penelitian .Hasil penelitian itu kemudiaan disiarkan dalam sebuah buku yang berjudul : Pengamatan Mengenai Perkembangan Bakat Kejiwaan Kanak-kanak. Atas jasanya tersebut Tiedemann dipandang sebagai orang pertama yang meletakkan tonggak pertanda awal kelahiran ilmu jiwa perkembangan dalam kedudukannya sebagai ilmu yang telah mempunyai bentuk yang jelas.

2.   Tahun  1800 – 1850
Dipelopori oleh Friederich Wilhelm Frobel (1782 – 1852). Namanya terkenal karena usaha Frobel mendirikan “Kindergarten  (Taman Kanak-kanak)“ maksudnya untuk mendidik anak sebelum masuk sekolah tingkat dasar. Dalam tingkat pendidikan Frobel menggunakan permainansebagai usaha mengembangkan pribadi anak didiknya. Frobel berpendapat bahwa terbentuknya segala sesuatu di alam ini, termasuk didalamnya kodrat dan kecenderungan anak-anak berkembang adalah pencerminan dari rencana penciptaan dan kekuasaan Tuhan.

3.   Tahun  1850 -1900
      a.  Dari Jerman muncul 5 orang tokoh ilmu jiwa perkembangan :
1.      Johann Friederich Herbart (1776 – 1841)
Ia berpendapat bahwa kehidupan jiwa anak itu berjalan secara teratur seperti bintang-bintang di langit.
2.      L. Strumpell (1812 – 1897)
3.      Wilhelm preyer (1842 – 1897)
            Dikenal sebagai “bapak ilmu jiwa kanak-kanak” Karena pada tahun 1882 Preyar menerbitkan “Die Seele des Kindes” yang berisi hasil penelitian terhadap anak sendiri.Metode yang digunakan adalah observasi sistematis, eksperimen dan perbandingan dengan hewan.
4.      Wilhem Wundt (1832 – 1920)
              Menurut Wundt manusia sebagai subyak tingkah laku kejiwaan selalu bersifat aktif, tidak hanya pasif sebagai wadahnya saja. Wundt dijuluki sebagai “bapak psikologi eksperimentil”.
5.      E. Meumann (1862 – 1915)

b.  Dari Amerika Serikat ada 2 yang berjasa dalam kemajuaan ilmu jiwa perkembangan yaitu :
1) William James (1842 -1910)
Teorinya tentang reaksi anak-anak terhadap rangsangan dari luar, baik yang dibawa sejak lahir maupun yang diperoleh melalui pengalaman hidupnya mendorong semakin majunya dunia psikologi.

2) Stanly Hall (1846 – 1926 )
Pada tahun 1811, Hall dikenal sebagai orang pertama dari Amerika Serikat yang mendirikan laboratorium psikologi.Ia mengajarkan kepada para mahasiswa tentang perbedaan pendekatan antara ilmu jiwa murni dengan ilmu pendidikandalam usaha menyelidiki anak-anak.

c.  Dari Inggris
1)      Charles Darwin (1809 – 1882)
2)      Herbert Spencer (1820 – 1903)
3)      Francis Galton (1822 – 1911)
4)      J. Sully (1893), Ia mendirikan perkumpulan yang bergerak dalam studi penelitian terhadap kehidupan anak-anak “Studies in Chilidhood”

d.   Dari Perancis
1)      E. Seguin (1852 – 1880)
2)      Hipp Taine (1828 – 1893)
3)      Alfred Binet (1857 – 1911)

4.    Tahun 1900 - 1950
a. Tokoh-tokoh Penghubung          
Ada 3 tokoh yang berkarya pada awal abad ke 20 yaitu :
1)      Ernest Meumann (1862 – 1915 )
2)      Alfred Binet (1857 – 1911)
3)      James Mark Baldwin (1864 – 1934)

b.  Pengaruh dari aliran dan ilmu yang lain
1. Pengaruh Evolusionisme
Menurut kaum evolusi yang dipelopori oleh H. Spencer bahwa masyarakat manusia berkembang secara bertahap.Mulanya dari tingkat pengembara menjadi petani terus pedagang dan akhirnya menjadi masyarakat industry yang maju.

2. Pengaruh Sosiologi
Baldwin, Wallon, Piaget berpendapat bahwa perkembangan seorang anak tidak pernah lepas dari pengaruh lingkungan sosial.
3. Pengaruh Psikologi Eksperimental
4. Pengaruh Psikologi Testing
5. Pengaruh Psikologi Ubnormal
6. Pengaruh Psikologi Hewan

c.  Aliran-alairan dalam ilmu jiwa perkembangan.
1. Aliran fungsional
E. Claparede (1905 – 1946), adalah pelopor utama aliran ini.Perbedaan antarkanak-kanak dengan orang dewasa sesungguhnya hanya bersifat kualitas saja, anak-anak lebih sederhana dalam hal fungsi-fungsi jiwa mereka daripada orang dewasa.

2.  Aliran Personalistis
Tokoh utamanya adalah William Stern (1914 – 1935) berpendapat bukannya   unsure yang menjadi titik pangkal perkembangan jiwa ,malainkan kesatuan kehidupan pribadi yang bekerja sendiri.

3. Aliran Biologistis
Tokohnya adalah Maria Montessori (1870 – 1935). Menuruitnya setiap fase perkembangan itu mempunyai arti biologis artinya perkembangan jiwa tidak dapat dimengerti sebagai perkembangan fungsi-fungsi yang tak saling mempengaruhi satu sama lain, melainkan harus dipahami sebagai perwujudan dari suatu rencana kehidupan dimana kekuatan jasmani dan rohani seorang anak berada dalam struktur yamng amat beraturan sehingga membentuk jiwa yang bersifat definitive(tetap).

4. Aliran pikir
Tokoh utamanya ialah Karl Buhler (1919 -1949), menurutnya dalam perkembangan kanak-kanak tak boleh dilupakan soal “pikiran” nya.Ada 3 fase perkembangan yaitu: instink, latihan (dressuur & drill), dan intelegensi (akal & pikiran

5. Aliran Gestalt
Menurut aliran ini ,perkembangan tidak lain adalah proses differensasi. Jadi gestalt intinya adalah dari keseluruhan menuju bagian-bagian yang lebih terperinci dari keseluruhan itu.

6.  Aliran Sosiologis
Perkembangan anak itu terutama dipengaruhi oleh lingkungan sosial ,jadi aliran ini menekankan peranan sosial (orangtua, keluarga, guru, tema ) dalam menentukan berhasil atau tidak nya perkembangan seorang anak.

7. Aliran psikologi dalam
Berusaha menganalisis jiwa seseorang yang berada dibawah sadar, mencari penyelesaian atas kesulitan-kesulitan psikis seseorang yang sedang mimpi.

8. Aliran filosofis
Tokoh aliran ini antara lain R. Hubert (1949) berpendapat bahwa perkembangan seorang anak mempunyai makan filsafat.

9. Aliran fenomenologi dan ekssistensialisme
M. Merleau Ponty berpendapat bahwa kanak-kanak bisa mengalami iri hati ketika lahir adiknya.

10.  Aliran Behaviourisme
J.B Watson (1920 – 1927), adalah tokoh utama aliran ini. Menurutnya anak yang baru lahir itu hanya memiliki beberapa refleks dan 3 macam emosi : takut, marah dan cinta.

d.   Tokoh utama paling akhir
1)      J.L Moreno berpendapat ada kesempatan bagi setiap anak untuk memilih sendiri  jalan perkembanganya.
2)      Jean Piaget berpendapat bahwa pada  setiap anak ada 2 faktor: pengenalan dan perasaaan. Keduanya berguna untuk penyesuaiaan rohani terhadap lingkungan.